Terguncang, Heli 'Water Bombing' Arjuno Balik ke Landasan

Terguncang, Heli 'Water Bombing' Arjuno Balik ke Landasan Helikopter water bombing (Pixabay).

SURABAYA-Helikopter water bombing (pengeboman udara) kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terpaksa kembali ke landasan lantaran terhalang angin di kawasan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang, Jawa Timur, Senin (21/10).

"Perubahan udara menyebabkan guncangan helikopter jenis MI-8 yang akhirnya kembali ke landasan di Lanud TNI AU Abdul Rahman Saleh Malang, Jatim," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo melalui siaran pers di Surabaya, Senin (21/10) malam.

Kencangnya angin di ketinggian kawasan dua gunung itu membahayakan operasi pengeboman di beberapa titik api kawasan Maha Pena, Watu Bagong dan Curah Sriti.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa timur mencatat kecepatan angin mencapai 25 knot, di atas normal 10 knot.

Tak ingin mengambil risiko, water bombing akhirnya dihentikan dan BPBD akan melanjutkan hari ini, Selasa (22/10), mulai pukul 06.00 WIB.

Untuk diketahui, karhutla di kawasan Gunung Arjuno-Welirang pertama kali pada Juli 2019, yaitu lokasi titik api diketahui mendekati puncak di ketinggian sekitar 3.200 mdpl dengan tutupan lahan yang didominasi sabana.

BACA JUGA:
Kebakaran Melanda 6 Gunung di Jatim
Titik Api Kembali Muncul di Gunung Arjuno
Mendung Hambat 'Water Bombing' Gunung Arjuno
Bongkar Penyebab Karhutla di Jatim via Tim Independen
Api Gunung Argopuro Belum Padam, Jalur Pendakian Ditutup

Data BNPB per 21 Oktober 2019 pukul 16.00 WIB juga mencatat karhutla teridentifikasi di Gunung Ungaran, Cikuray, dan Ringgit, lalu karhutla yang telah padam yaitu di Gunung Malabar, Merapi dan Andong.

Luas lahan dan hutan yang terbakar mencapai 328.722 hektare di seluruh wilayah Indonesia dari Januari hingga Agustus 2019. (Ant)