Kopi Mangrove Desa Tunggul Diburu Sejumlah Kafe

Kopi Mangrove Desa Tunggul Diburu Sejumlah Kafe Ilustrasi kopi mangrove. Foto: Pixabay.

Lamongan - Produk kopi mangrove buatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tunggul, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, diminati sejumlah kafe di Jatim.

"Sejak setahun lalu kami produksi, kini sudah secara rutin dipasarkan ke Semarang, Malang dan Surabaya. Setiap bulan kami mengirimkan 10 kilogram kopi mangrove ke Semarang, dan lima kilogram ke Malang dan Surabaya," kata pengurus BUMDes Tungul Aziz Fanani di Lamongan, Rabu (24/10).

Aziz, ditemui dalam acara Bursa Inovasi Desa yang digelar di Kecamatan Karanggeneng mengatakan, pengembangan Kopi Mangrove merupakan salah satu upaya BUMDes Tunggul mendayagunakan sumber daya alam pesisir pantai utara.

"Dalam setiap kemasan kopi mangrove, kami campurkan bubuk kopi jenis exelsa sehingga menarik minat sejumlah kafe di Semarang, Malang dan Surabaya. Setiap 150 gram Kopi Mangrove kami jual dengan harga Rp85 ribu. Bahkan, kami juga memiliki cafe sendiri di Desa Tunggul," katanya.

Sementara itu, BUMDes Tunggul saat ini mengelola aset senilai Rp1,2 miliar, dan selain mengembangkan kopi mangrove, juga membuat bidang usaha pengeringan menggunakan mesin vacuum fryer.

"Usaha ini membuat para nelayan tidak lagi mengeringkan hasil lautnya dengan dijemur. Kemudian usaha air minum dan pengolahan air laut menjadi air tawar," katanya.

Aziz juga berencana membuat wisata dermaga warna di Desa Tunggul, yang nantinya disiapkan sejumlah spot untuk swafoto di tengah laut.