Pemkot Surabaya Sikapi Laporan KPK Soal Praktik Prostitusi

 Pemkot Surabaya Sikapi Laporan KPK Soal Praktik Prostitusi Ilustrasi praktik prostitusi, Foto: Pixabay

Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya menyikapi adanya laporan dari Komunitas Peduli Kremil (KPK) terkait prostitusi terselubung di eks lokalisasi Kremil atau Tambak Asri di Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan pihaknya sudah menerjunkan personilnya ke lapangan untuk menyelidiki kebenaran informasi adanya 23 bekas wisma yang masih nekat beroperasi.

"Kami melakukan penyelidikan dulu, jika memang benar ada kegiatan itu, kami langsung menertibkan," ujarnya di Surabaya, Rabu (12/12).

Menurut dia, Satpol PP Kota Surabaya dan Satpol Kecamatan Krembangan terus memantau secara rutin dengan cara berpatroli di eks lokalisasi yang ditutup sejak 2013 itu.  Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya prostitusi terselubung.

"Karena ada laporan masih ada, kami akan meningkatkan frekuensi patroli di sana," ujarnya.

Ketua Komunitas Peduli Kremil (KPK) Daniel Lukas Rorong sebelumnya mensinyalir masih ada sekitar 23 wisma di Tambak Asri yang menyediakan layanan esek-esek.

Menurut Daniel, rata-rata praktik prostitusi terselubung yang dilakukan oleh penyedia layanan plus-plus ini berkedok warung kopi, warung pracangan dan kos-kosan yang ada di pinggir jalan utama dan masuk di dalam gang.

"Biasanya mbak-mbak, sebutan untuk PSK (Pekerja Seks Komersil) ini beroperasi antara pukul 01.00 WIB hingga 04.00 WIB," terangnya.

Bahkan, lanjut Daniel, ada juga yang sembunyi-sembunyi berpraktik pada siang hari, menyaru sebagai pengunjung di warung kopi.

"Begitu ada yang pengunjung laki-laki, si mbak-mbak tersebut langsung mendekati dan menawarkan layanan plus-plus ," katanya.

Untuk tarifnya, kata dia, bervariasi yakni ada yang Rp100 ribu sampai Rp150 ribu untuk sekali main, belum termasuk biaya sewa kamar yang sudah disediakan di bagian dalam warung kopi tersebut.

Untuk itu, kata dia, komunitasnya siap bersinergi dengan pengurus kampung setempat yang juga sudah membentuk pokja posko terpadu guna memberantas praktik prostitusi terselubung yang kembali muncul di kawasan Tambak Asri.

Sebagai bukti penolakan terhadap munculnya praktik prostitusi di Tambak Asri, saat ini sudah dipasang lima spanduk di sepanjang jalan utama sejak Minggu (9/12).

Spanduk tersebut bertuliskan Tambak Asri Bebas Prostitusi, Warga Menolak Prostitusi Terselubung, Stop Prostitusi dan Tolak Prostitusi.