Gaduh Sistem Zonasi di Surabaya Masih Berlanjut

Gaduh Sistem Zonasi di Surabaya Masih Berlanjut Wali Murid saat demo penerapan PPDB sistem zonasi (Istimewa).

SURABAYA-Sejumlah wali murid kembali mendatangi kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, di Jalan Jagir, Jumat (21/06) pagi.

Kedatangan puluhan wali murid kali ini untuk meminta kejelasan mekanisme pelaksanaan PPDB tambahan tanpa zonasi atau berdasarkan rangking nilai Ujian Nansional (UN).

Agus, salah satu wali murid di lokasi mengaku informasi mekanisme PPDB yang diterimanya belum jelas.

"Katanya dibuka lagi dengan mengunakan murni nilai danem (nilai ujian nasional red). Takutnya nanti tidak transparan, nanti pengunuman pas diterima tertera gak nilai nem nya? ya kalau memang tertera kita bisa tahu. Fair. Anak kita menang di nilai nemnya atau bagaimana, kita bisa legowo," kata Agus kepada wartawan di lokasi, Juma't (21/06). 

Agus mengaku kecewa dengan penerapan sistem zonasi saat ini karena nilai anaknya yang lumayan tinggi jutru tidak membuatnya diterima.

"NEM anak saya 28,10, Tinggi. Tapi hari ini dinyatakan tidak diterima jalur zonasi," tuturnya.

Yang lain membuat Agus kecewa adalah jarak rumah Agus yang berada di daerah Setro Baru, Tambaksari, berjarak kurang lebih 3 kilo lebih dari sekolah terdekat yaitu SMPN 37 dan SMPN 29.

Sebelumnya, aksi penolakan atas pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi oleh ratusan wali murid juga dilakukan di depan kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, Kamis (20/06), nyaris berakhir ricuh.

Sempat terjadi saling dorong antara massa penolak PPDB sistem zonasi dengan aparat yang berjaga di depan kantor Dispendik Surabaya. Mereka juga menutup jalan raya Jagir Surabaya selama lima menit.