Delegasi Lee Kuan Yew School Nimba Ilmu ke Surabaya

Delegasi Lee Kuan Yew School Nimba Ilmu ke Surabaya (Pelajar Lee Kuan Yew School Of Public Policy/Fb)

Surabaya - Delegasi dari Lee Kuan Yew School Of Public Policy Singapura berjumlah 60 orang menilai Surabaya, Jawa Timur mempunyai sistem tata kelola kota yang baik, sehingga mereka tertarik untuk mengetahui dan ingin belajar secara langsung dengan berkunjung ke Surabaya.

"Kedatangan kami ke sini ingin belajar dan mengetahui bagaimana pembangunan dan sistem tata kelola kota di Surabaya," kata Assistant Professor Lee Kuan Yew School Of Public Policy Singapura, Tan Soo Jie Sheng di Balai Kota Surabaya, Senin (03/12).

Mendapati hal itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya, Irvan Wahyudrajat menyampaikan paparan bagaimana tata kelola kota yang selama ini diterapkan, diantaranya sistem pelayanan publik, pemberdayaan ekonomi masyarakat, pengelolaan sampah, pembangunan infrastruktur, hingga sistem transportasi publik Suroboyo Bus.

"Untuk mengatasi problem transportasi, selain mengembangkan SITS (Surabaya Intelligent Transportation System) kami juga mengembangkan transportasi publik yang cukup nyaman dan ramah untuk para difabel. Bahkan, sudah dilengkapi dengan CCTV, sehingga keamanan cukup terjamin," jelasnya.

Terlebih, lanjutnya, Pemkot Surabaya juga telah menyediakan beberapa tempat parkir (park and ride) untuk meminimalisir dampak kemacetan akibat parkir badan jalan.

Selain itu, ribuan CCTV juga telah terpasang di Surabaya, baik di dalam gedung pemerintahan, maupun di jalan-jalan protokol.

Menurutnya, hal ini sangat penting untuk mengontrol bagaimana karyawan bekerja dan memonitoring kejadian-kejadian penting di Surabaya.

"CCTV kita juga sudah terkoneksi dengan kepolisian. Bahkan kita punya beberapa akses sosial media, sehingga masyarakat bisa mengakses informasi dan melaporkan jika ada kejadian ke Pemkot Surabaya," tambahnya.

Terkait pengelolaan sampah, Irvan mengaku pihaknya juga mengajak masyarakat ikut serta membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah sampah, melalui program "green and clean", sehingga dalam setiap hari, Surabaya mampu mengurangi jumlah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

"Untuk manajemen pengelolaan sampah, kita juga punya rumah kompos. Beberapa rumah kompos juga sudah menghasilkan energi listrik," upungkasnya.