Bangkalan, Surabaya, dan Lumajang Tertinggi Difteri

Bangkalan, Surabaya, dan Lumajang Tertinggi Difteri Pemberian imunisasi difteri/Foto: sehat negeriku (flickr).

SURABAYA-Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur (Jatim) mencatat daerah dengan kasus tertinggi difteri hingga 25 Oktober 2019 adalah Kabupaten Bangkalan Madura dan Kota Surabaya masing-masing 26 kasus difteri, serta Kabupaten Lumajang 21 kasus.

"Di Malang hanya 10 kasus dan hingga saat ini tidak ada peningkatan yang tajam. Jadi belum begitu urgent untuk KLB," kata Kepala Dinkes Jatim, Kohar Hari Santoso di Surabaya, Senin (28/10).

Kohar menambahkan, kasus ratusan siswa pembawa (carrier) bakteri difteri di Malang bermula dari para siswa yang kemudian memiliki inisiatif untuk memeriksakan diri.

"Saat ini sudah tertangani dengan baik dan upaya pencegahannya sudah kita lakukan," kata Kohar.

Pihaknya memastikan tidak ada status Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri di Provinsi Jawa Timur.

Masyarakat diimbaunya tidak panik dengan temuan kasus difteri di Kota Malang, dan mengimbau agar menjaga daya tahan tubuh, makan makanan bergizi dan melakukan imunisasi.

"Masih banyak anak-anak ataupun masyarakat yang belum melakukan imunisasi lengkap. Sehingga bisa terkena difteri," katanya.

BACA JUGA:
Dinkes Jatim Perangi Wabah Difteri
Wali Kota Malang: Tak Ada Difteri, Tapi Carrier!
Mengenal Penyakit Difteri yang Menyerang Siswa di Malang

Dinkes Jatim, kata dia, terus melakukan sosialisasi pada masyarakat tentang kewaspadaan, mulai dari memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara pencegahan dan imunisasi rutin hingga mengoptimalkan assessment evaluasi surveilans epidemiologi.

"Kalau ini dilakukan dengan baik, saya rasa difteri bisa dicegah," tutupnya. (Ant)