Usir 2 Gubernur, Mahasiswa Papua Bentangkan Spanduk Referendum

Usir 2 Gubernur, Mahasiswa Papua Bentangkan Spanduk Referendum Penampakan spandung referendum yang membentang di asrama mahasiswa papua di Kalasan Surabaya, Selasa (27/08) Malam/Foto: CNN Indonesia/Farid Miftah Rahman

SURABAYA-Mahasiswa Papua yang tinggal di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, tidak saja mengusir dua Gubernur Khofifah dan Lukas Enembe.

Namun, setelah menolak bertemu keduanya mereka memasang spanduk baru putih bertuliskan "Lepas Garuda" dan "Referendum Is Solution" warna merah, Selasa (27/08) malam.

Rombongan dua gubernur itu yang berangkat dari Gedung Negara Grahadi bersama puluhan mahasiswa, dan tiba di lokasi sekitar 17.30 WIB.

Tiba di lokasi, mahasiswa dari dalam asrama mendekat ke pagar menolak bertemu rombongan gubernur. Bahkan mendesak rombongan angkat kaki meninggalkan asrama.

"Ini mama, mama gubernur, mama gubernur," teriak perwakilan rombongan dari luar pagar memberitahu ke penghuni bahwa yang hadir adalah rombongan gubernur.

Negosiasi buntu, petugas keamanan gubernur kemudian meminta Khofifah Indar Parawansa dan Lukas Enembe kembali masuk ke mobil, termasuk meminta rombongan lainnya menjauh dari pagar.

Menanggapi dua spanduk bertuliskan "Lepas Garuda" dan "Referendum is Solution" di pagar asrama, Lukas Enembe mengaku sudah mengetahuinya dan menegaskan bahwa sikap (referendum) menjadi wewenang di Pemerintah Pusat.

"Saya sudah melaporkan ke Presiden tentang hal itu. Yang jelas, Papua tetap bagian Indonesia," ujarnya saat konferensi pers.

Meski gagal, Gubernur Papua itu menegaskan akan menjadwalkan ulang untuk menemui penghuni asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya tersebut.

Turut hadir pada rombongan tersebut Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi. (Ant)