Warga Surabaya Kembangkan Camilan Ikan Wader Untuk Cegah Stunting

Warga Surabaya Kembangkan Camilan Ikan Wader Untuk Cegah Stunting Warga Balongsari Blok 4 A Nomor 7 Kota Surabaya, Jawa Timur, Deny Wijayanti (41) sedang memperlihatkan snack atau camilan ikan wader buatannya, Sabtu. (ANTARA/Aan/Payupayu Surabaya)

SURABAYA-Dalam rangka upaya pencegahan stunting, warga Balongsari Blok 4 A Nomor 7 Kota Surabaya, Jawa Timur, Deny Wijayanti (41) mengembangkan snack atau camilan ikan wader yang kaya protein guna memberikan pemenuhan gizi yang cukup bagi anak.

"Biar anak-anak suka. Mereka harus dipastikan mendapat gizi yang cukup, makanya makanan ringan ini hadir buat mereka," kata Deny Wijayanti yang juga Owner Payupayu Surabaya di Surabaya, Sabtu (07/03).

Deny sudah menyelesaikan kemasan camilan ikan wader yang dimasukkan dalam kemasan 100 gram. Ikan kecil yang biasa dipakai untuk konsumsi sambal di Surabaya itu disulapnya menjadi camilan yang kriuk dan disukai anak-anak.

"Saya memang kurangi kandungan minyaknya. Biar sehat bagi anak-anak," kata Deny.

Ikan wader dipilihnya sebagai snack bagi anak-anak disebabkan kandungan protein dan kalorinya yang tinggi.

Produksi makanan ringan ikan wader ini sebenarnya tidak direncanakan. Waktu itu, Deny yang aktif di Journey Home Foundation banyak membantu para korban bencana alam. Ia dan teman-temannya kerap datang ke lokasi bencana seperti Lombok, Palu dan berbagai tempat lainnya.

Di lokasi bencana, ia banyak mendapatkan para relawan dan anak-anak yang kelaparan. Mereka kesulitan dalam mengakses makanan bergizi di tengah bencana yang sedang melanda.

"Waktu itu pas saya pulang ke Surabaya dari Lombok sempat membuat gorengan ikan wader. Saya masukan ke dalam tempat berukuran kecil untuk bekal kembali ke Lombok," katanya.

Di luar dugaan, kudapan yang dibuatnya itu banyak diminati oleh para relawan dan anak-anak di lokasi bencana. Mereka menyukai ikan wader yang dibalut dengan tepung tapioka yang terasa kriuk ketika digigit.

Saat pulang dari lokasi bencana, ia pun diminta teman-temannya untuk membuat kudapan ikan wader dalam jumlah besar.

"Jadi saya buat untuk donasi korban bencana alam waktu itu. Saya bikin 1.200 pack dengan ukuran 20 gram yang kami hargai Rp5.000. Ternyata di luar dugaan semuanya ludes dan laku," katanya.

Tugas sosialnya waktu itu berjalan lancar. Banyak donasi yang masuk kepada timnya melalui bantuan dari masyarakat, salah satunya diwujudkan dengan snack ikan wader yang disukai anak-anak di pengungsian.

"Saya juga akhirnya kenal dengan Sampoerna Entrepreneurship Training Centre (SETC). Di sana mulai belajar lagi tentang penataan kemasan serta menjaga kualitas produksi ikan wader," katanya.

SETC sendiri merupakan pusat pelatihan kewirausahaan PT HM Sampoerna Tbk yang memberikan pelatihan bagi pelaku UKM untuk dapat mengembangkan bisnisnya.

"Dengan majunya Snack Ikan Wader, secara tidak langsung memberikan rezeki bagi banyak orang," katanya. (Ant)