Ulat Tentara Amerika 'Gerilya' di Tulungagung

Ulat Tentara Amerika 'Gerilya' di Tulungagung Armyworm atau ulat tentara/Foto: Canva

TULUNGAGUNG-Fall Armyworm (FAW) atau ulat tentara yang teridentifikasi berasal dari Amerika mulai menyerang belasan hektare tanaman jagung petani di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Ulat tentara yang memiliki nama latin Spidoptera Frugiperda ini ditemukan di hampir semua wilayah pertanian jagung di Tulungagung.

"Itu (ulat) menyerang titik tumbuh pangkal bagian atas tanaman," kata Koordinator POPT Dinas Pertanian Tulungagung, Gatot Rahayu di Tulungagung, Senin (25/11).

Serangan hama mirip ulat grapyak ini belum fatal menyebabkan gagal panen dalam skala besar, namun dinas pertanian perlu melakukan langkah antisipasi.

Di wilayah Tulungagung, jelas Gatot, sudah teridentifikasi serangan ulat tentara secara masif ada di Kecamatan Kalidawir dan Rejotangan. Tiga kecamatan lainnya yakni Ngunut, Pakel, dan Bandung, meski terserang, namun belum begitu parah.

"Dari lima kecamatan luasnya sekitar 5,48 hektare," ungkapnya.

Ulat tersebut secara kasat mata tampak di daun jagung, dan robek-robeknya.

Untuk itu, Distan Tulungagung akan menggunakan varietas jagung lainnya yang berdaun lebih kaku.

Menurut Gatot, tahun sebelumnya belum pernah ditemukan serangan ulat jenis ini di Kabupaten Tulungagung.

Pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisasi dampak dari serangan Ulat itu. Termasuk dengan memerintahkan petani untuk menanam jagung secara serempak dan mengondisikan ekosistem yang bagus.

Namun, upaya tersebut terkendala dengan banyaknya lahan yang bukan milik pribadi atau sewa, sehingga petani hanya berfikir untuk mencari keuntungan dari tanamannya tanpa melihat dampaknya.

Ulat tentara ini, setelah mengalami pupa atau menjadi kepompong, nantinya akan berubah menjadi ngengat berwarna coklat.

Ulat ini mempunyai musuh alami seperti burung kutilang sebagai predator atau menggunakan mikroba seperti lekanisium dan metarisium.

"Itu (mikro organisme) penyakit yang bisa untuk membasmi hama," katanya.

Gatot menambahkan, ulat jenis ini telah mewabah dari Benua Amerika pada tahun 2016, masuk ke Benua Afrika dan menyebar di wilayah Asia hingga kini sudah masuk ke Indonesia.

Untuk diketahui FAW atau Spidoptera Frugiperda merupakan salah satu jenis ulat grayak yang mempunyai jelajah tinggi. Bahkan imago-nya bisa terbang jauh, bahkan jika terbawa angin bisa mencapai 100 kilometer. (Ant)