Triwulan I 2019, Kredit UMKM Tumbuh 13,26 Persen

Triwulan I 2019, Kredit UMKM Tumbuh 13,26 Persen Kantor Perwakilan BI Jatim di Kota Surabaya, Jatim. (Foto: Google Maps/Bram Iberamsyah)

SURABAYA - Penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Timur (Jatim) tumbuh 13,26 persen pada triwulan I 2019. Dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy). Sebesar 11,47 persen.

"Triwulan I 2019, pertumbuhan kredit UMKM tertinggi terjadi di Bangkalan. Mencapai 67,43 persen," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jatim, Difi Ahmad Johansyah, di Kota Surabaya, Minggu (30/6).

"Ini didorong oleh peningkatan kredit modal kerja. Khususnya pada sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, dan sektor konstruksi," lanjutnya.

KPBI Jatim mencatat, pertumbuhan ditopang dua sektor. Lapangan usaha naik 7,62 persen menjadi 10,93 persen (yoy). Juga akomodasi makan-minum. Tumbuh 20,90 persen. Menjadi 23,34 persen.

"Kedua lapangan usaha tersebut pada triwulan I 2019, mengalami peningkatan pertumbuhan pada PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Jatim," katanya.

Pertumbuhan kredit UMKM didorong kredit investasi. Utamanya kelompok menengah. Perdagangan besar dan eceran. Sedangkan kredit modal kerja, melambat.

UMKM diperkirakan turut terdampak peningkatan aktivitas industri. Sehingga, mendorong peningkatan kebutuhan kredit. Pangsa kredit UMKM terhadap total penyaluran kredit perbankan sedikit meningkat. Sebesar 26 persen.

Upaya meningkatkan kredit UMKM tecermin dari Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/12/PBI/2012. Target proporsi kredit UMKM perbankan 2017 sebesar 15 persen. Tahun berikutnya naik lima persen.

"Jatim telah mencapai target tersebut. Dan terus mengalami peningkatan proporsi sejak tahun 2013," ucap dia, melansir Sindonews.

Kendati begitu, risiko kredit macet (nonperforming loan/NPL) sektor UMKM juga meningkat. Menjadi 3,44 persen. Sebelumnya 3,28 persen. Dipicu NPL kredit modal kerja. Naik 0,29 persen dari 3,41 persen.

Sedangkan sektor ekonomi, peningkatan NPL dipengaruhi lapangan usaha perumahan dan konstruksi. Dari sisi suku bunga, kredit UMKM lebih tinggi daripada non-UMKM.

Secara spasial, penyaluran kredit UMKM di kabupaten/kota di Jatim lebih terdiversifikasi. Lima daerah penyaluran kredit UMKM terbesar hanya mencapai 48,08 persen. Lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 48,42 persen. Didominasi Surabaya.

Konsentrasi spasial penyaluran kredit UMKM juga lebih rendah dibandingkan konsentrasi kredit secara umum. Mencapai 64,56 persen. Ini mencerminkan persebaran UMKM di Jatim lebih merata.