Pemprov Jatim jembatani pekerja lepas untuk merintis bisnis

Pemprov Jatim jembatani pekerja lepas untuk merintis bisnis Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak (kanan) dan Direktur Wismilak Grup Surjanto Yasaputera. Foto istimewa

Pemprov Jawa Timur berusaha membuat kebijakan berdasarkan ‘business-conscious’, guna mendukung iklim investasi Jawa Timur yang lebih baik, serta adanya ekosistem wirausaha yang berkesinambungan dengan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mengatakan, Jawa Timur berhasil meningkatkan jumlah investor yang datang hingga lebih dari 40% investor pada 2020. Namun, angka tersebut ternyata belum memadai untuk melahirkan cukup banyak wirausahawan baru di Jawa Timur. Selain itu, masa pandemi juga mempercepat hadirnya era gig economy, yang berarti masyarakat bisa bekerja dari mana saja.

“Untuk itu, kami menggagas inisiatif Millenial Job Center (MJC) untuk dapat menjembatani para pekerja lepas untuk membangun mimpinya merintis bisnis. Bagi UMKM, mereka juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan tenaga kerja professional yang lebih efektif secara biaya,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/12).

Dengan bermunculannya pekerja lepas atau yang disebut sebagai gig workers, Emil melihat hal ini merupakan tantangan yang dapat dimanfaatkan menjadi peluang. Nantinya dalam MJC, para gig workers tidak hanya akan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan klien, mereka juga akan mendapatkan pelatihan hingga mentorship. Sehingga diharapkan dapat tercipta pula karakteristik seorang wirausahawan yang tangguh dan tangkas.

Wagub Emil Dardak juga mengungkapkan, Jawa Timur merupakan ekonomi terbesar kedua di Indonesia. Perekomian Jawa Timur juga menyumbang satu per enam dari GDP Indonesia. Satu per empat manufaktur di Tanah Air juga ada di Jawa Timur, dan satu per lima perdagangan dari seluruh Indonesia juga ada di provinsi ini.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Wismilak Grup Surjanto Yasaputera mengungkapkan, potensi wirausaha Indonesia masih sangat besar.

“Masih banyak calon wirausahawan yang membutuhkan pembinaan serta dukungan untuk berkembang. Wirausahawan dalam skala mikro, kecil, dan menengah merupakan nyawa dari perekonomian bangsa yang harus terus kita jaga pertumbuhannya serta harus terus kita perkuat ekosistemnya,” ujarnya.