Pendeta Papua Minta Maaf ke Masyarakat Jatim

Pendeta Papua Minta Maaf ke Masyarakat Jatim Khofifah saat menerima Noken atau tas asli Papua yang terbuat dari serat kulit kayu, Senin (26/08)/Foto: Humas Pemprov Jatim.

SURABAYA-Pendeta asal Papua, Yan Pieth, meminta maaf pada masyarakat Jawa Timur atas atas peristiwa yang menimbulkan ketidaknyamanan baik di Kota Surabaya, Malang, dan di tanah Papua sendiri.

"Terjadi reaksi yang sangat luar biasa, kami para pendeta, para hamba Tuhan, minta maaf atas peristiwa itu dan kiranya semuanya bisa selesai dengan baik," ungkapnya saat bertemu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Grhadi, Surabaya, Senin (27/08).

Tokoh agama yang mewakili Persekutuan Gereja-gereja di Papua berharap aparat penegak hukum memproses secara hukum peristiwa yang menyulut emosi masyarakat bumi cenderawasih.

"Kami percaya pihak aparat akan cepat selesai. Sehingga tujuan mereka untuk menuntut ilmu disini bisa berjalan dengan lancar," ucap Yanpieth.

BACA JUGA:
Kata Sutiaji soal Pernyataan Wakilnya yang Bikin Resah Papua
Papua Memanas: Kantor DPRD Dibakar, Lalin Lumpuh
Ricuh, Demo Mahasiswa Tuntut Papua Merdeka di Surabaya
Tokoh Papua Surabaya: Kami Ingin Kuliah dengan Damai!
 
Dia menilai cara Gubernur Jawa Timur Khofifah yang langsung turun menangani peristiwa tersebut patut dicontoh.

Tak heran bila mantan Menteri Sosial itu kemudian didapuk menjadi orang tua anak-anak Papua yang menimba ilmu di Jawa Timur. 

"Kami adalah akan terus mendoakan, kiranya pemerintah di sini dan juga anak-anak kami bisa mencapai tujuan mereka untuk studi dengan baik," terangnya.

Sementara Khofifah Indar Parawansa yang didampingi Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan, dan jajaran pimpinan daerah Jawa Timur, para Kyai, serta alumni mahasiswa Papua yang pernah tinggal di Surabaya, menyambut positif pertemuan tersebut.

"Komunikasi kami sudah sangat baik saat ini", kata Khofifah. (kominfo jatim)