Musim Hujan Mundur Sekitar 30 Hari

Musim Hujan Mundur Sekitar 30 Hari Kemarau ekstrem/Foto: Ilustrasi/flickr.com

LUMAJANG-Prakiraan iklim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan puncak musim kemarau pada tahun 2009 terjadi pada Agustus hingga September 2019.

"Puncak musim kemarau diprediksi hingga September 2019 dan seharusnya musim hujan dimulai pada Oktober 2019, namun tahun ini dikabarkan musim hujan akan mundur beberapa hari, sekitar 10-30 hari, tergantung pada kondisi perubahan iklim di Indonesia," tutur kata Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang M. Wawan Hadi Siswoyo di Lumajang, Minggu (18/08).

Untuk itu Pemkab Lumajang secara rutin mendistribusikan air bersih di beberapa daerah dilanda kekeringan yang tersebar di enam kecamatan di wilayah kabupaten setempat selama musim kemarau.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih, lanjut dia, Pemkab Lumajang melalui BPBD setiap hari melakukan distribusi air bersih sebanyak 24 titik di wilayah Kabupaten Lumajang yang mengalami krisis air bersih.

"Kami terus berupaya untuk menyalurkan air bersih sebanyak 120.000 liter per hari di enam kecamatan yang mengalami krisis air bersih, yakni Kecamatan Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, Randuagung, Padang, dan Gucialit," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya telah memberikan hak pinjam pakai sebanyak empat unit truk tangki air bersih kepada Pemerintah Desa Kedawung, Wates Kulon, Wates Wetan, dan Penawungan untuk melakukan penyaluran air bersih di desanya masing-masing.

"Sejak tahun 2017, Pemkab Lumajang telah melakukan MoU dengan PT Mustika Tama Group dan Badan Kerja sama Antar Gereja (BKSAG), agar membantu memfasilitasi proses penyaluran air bersih kepada masyarakat yang mengalami krisis air bersih," tutupnya. (Ant)