Mahasiswa Jatim di China Dipastikan Aman Dari Virus Corona

Mahasiswa Jatim di China Dipastikan Aman Dari Virus Corona Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) meninjau kesiapan petugas dan alat pendeteksi suhu tubuh yang dipasang di terminal 2 Bandara Juanda Surabaya, Jawa Timur, Jumat (24/01), guna mengantisipasi penyebaran virus corona. ANTARA

SURABAYA-Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa mahasiswa Jawa Timur yang sedang belajar di Central China Normal University di Kota Wuhan, China, dalam keadaan aman, tidak terinfeksi virus corona yang sedang mewabah di kota tersebut.

"Seluruh mahasiswa asal Indonesia, termasuk dari Jatim, berada di asrama. Mereka dalam kondisi aman meskipun untuk saat ini mereka belum bisa meninggalkan Wuhan karena transportasi dari dan ke Wuhan ditutup untuk sementara waktu," katanya di Surabaya, Senin (27/01).

Khofifah menjelaskan, berdasarkan surat resmi dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok Cabang Wuhan ada delapan mahasiswa program strata satu dan empat mahasiswa program strata dua asal Jawa Timur di antara 93 mahasiswa dan warga negara Indonesia yang berada di Wuhan.

KBRI Beijing, kata Khofifah, memantau kondisi seluruh mahasiswa dan warga negara Indonesia yang berada di Kota Wuhan.

"Dikabari kalau seluruh mahasiswa rata-rata tinggal di asrama dan selalu dalam pantauan kampus. Bahkan, hampir seluruh kampus melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan masker, sabun cair, dan termometer gratis kepada mahasiswa," kata Khofifah.

Guna memantau kondisi mahasiswa Jawa Timur yang sedang berada di Wuhan, Khofifah mengaku terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Konsulat Jenderal China di Surabaya, dan Rektor Universitas Negeri Surabaya, yang sejumlah mahasiswanya menempuh pendidikan di Wuhan.

Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Surabaya, Prof Nurhasan memastikan sebanyak 21 mahasiswa dari Universitas Negeri Surabaya yang sedang menempuh pendidikan di Kota Wuhan, China, tidak terinfeksi virus corona baru yang sedang mewabah di daerah itu.

"Semua di sana baik-baik saja. Mereka diimbau untuk tidak bepergian ke tempat-tempat keramaian dan seyogyanya berada di kampus sesuai prosedur pemerintah China," katanya.

Prof Nurhasan mengaku telah berkomunikasi dengan mahasiswa maupun alumni Unesa yang belajar di Kota Wuhan dan mengatakan bahwa universitas tempat mereka belajar menggelar pengecekan khusus setiap malam dan menyiagakan tenaga medis pendamping di setiap lantai kampus dan asrama untuk para mahasiswa.

"Saya rasa antisipasi penularan corona virus dari pihak kampus maupun Pemerintah China sudah cukup baik," katanya.

"Kami senantiasa berdoa agar mereka selalu baik-baik saja," ujarnya.

Ia berharap virus tersebut bisa segera diatasi dan semua mahasiswa dari Unesa yang sedang belajar di kota itu bisa pulang ke Tanah Air dalam keadaan sehat.

"Saya mendapat informasi bahwa izin tinggal mahasiswa yang menerima beasiswa satu semester akan habis pada 2 Februari," katanya. (Ant)