Jatim Jadi Andalan Produksi Minyak Nasional

Jatim Jadi Andalan Produksi Minyak Nasional Ilustrasi, Foto: Pixabay

Surabaya - Jawa Timur boleh berbangga sebab produksi minyaknya tertinggi di Indonesia dan semua hasil gas alamnya dinikmati sepenuhnya untuk industri listrik, industri pupuk negara serta industri komersial bahkan sebagian sudah dinikmati rumah tangga.

"Jawa Timur satu-satunya daerah yang sudah memiliki jaringan gas yang terkoneksi sehingga semua gas yang dihasilkan dari lapangan Migas di Jatim sepenuhnya dinikmati warganya. Sedangkan daerah lain seperti Papua yang punya gas dari blok Tangguh harus gigit jari karena tak ada infrastruktur pipa gas sehingga LNG yang dihasilkannya pun harus dijual ke luar," kata Vice President  Operasi SKK Migas, Sulistya Hastuti Wahyu. 

Meski Jawa Timur saat ini telah menjadi andalan produksi Migas nasional namun produksi tinggi  belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi minyak nasional yakni sekitar 1,6 juta BOPD.

Produksi nasional yang ditargetkan bisa 900 ribu BOPD baru tercapai sebanyak 773.538 BOPD.
 
Hal ini juga yang membuat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebagai pengawas dan pengendali kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi di Indonesia senantiasa berkomitmen bersama Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) untuk bersama-sama meningkatkan cadangan minyak dan gas bumi untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

Selain itu, wilayah Jawa Timur menjadi ujung tombak produksi minyak mentah nasional, sebab 30 persen dari total produksi minyak mentah nasional disumbang oleh wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara (Jabanusa) yakni sekitar 235.261 barrel oil per day (BOPD) periode  pada Januari – September 2018 dari total produksi minyak nasional sekitar 773.538 BOPD. 

Blok Banyu Urip-Cepu di Bojonegoro menjadi penyumbang terbesar. Sebanyak 200.000 barel per hari (BOPD) lebih dihasilkan dari lapangan yang dikelola oleh Exxon Mobile Cepu Limited (EMCL) ini.

Gas alam yang dihasilkan oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang beroperasi di wilayah Jabanusa pun juga tinggi, berkisar  689 Metric Million Standard Cubic Feet Per Day (MMSCFD) atau sekitar 10 persen dari total produksi gas nasional.