Doktrin Kiamat, 38 Warga Angkat Kaki dari Jawa Tengah

Doktrin Kiamat, 38 Warga Angkat Kaki dari Jawa Tengah Ilustrasi (Pixabay).

Boyolali-Doktrin kiamat sudah dekat rupanya meluas ke Boyolali, Jawa Tengah.

Sebanyak 38 orang di Dusun Jengglong, Desa Sempu, Kecamatan Andong, Boyolali diketahui 'hijrah'  ke Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadin asuhan Muhammad Romli di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Malang. 

“Mereka pergi begitu saja, tanpa izin kepada desa atau kadus,” kata Kepala Desa Sempu, Suyatna melansir Solopos.com, Jumat (22/03).

Sebelumnya, sebanyak empat warga Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng), diduga menjadi pengikut ajaran kiamat sudah dekat dari Katimun.

Mereka sempat menjual tanah sebagai modal migrasi ke Jawa Timur (Jatim).

Camat Kismantoro, Joko Purwidyatmo, menyatakan, empat warganya itu berasal dari Desa Gesing. Masing-masing merupakan pasangan suami-istri. Belum diketahui berapa lama mereka menjadi pengikut Katimun.

"Tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemangku kepentingan terkait memberi pemahaman kepada mereka. Setelah itu, mereka membatalkan rencana pergi ke Malang," ujarnya, beberapa saat lalu.

Anak-anak kedua pasangan ini mulanya telah menasihati orang tuanya. Bak angin lalu. Mereka mengacuhkan imbauan buah hatinya. Keempatnya bersikukuh migrasi.

Joko bakal berkoordinasi dengan Kantor Urusan Agama (KUA) serta beberapa tokoh. Membahas masalah tersebut lebih jauh. Mendampingi kedua keluarga, agar lepas dari ajaran kontroversial tersebut. Juga mencegah infiltrasi terhadap warga lainnya.

"Letak pesantren di Ponorogo yang katanya memberi pemahaman soal kiamat sudah dekat itu, tak jauh dari Kismantoro. Desa yang paling dekat, adalah Lemahbang. Hanya dipisahkan gunung," ucap dia.

Langkah serupa bakal dilakukan pemerintah kabupaten (pemkab). Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Wonogiri akan bersinergi dengan Kementerian Agama (Kemenag), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan elemen lainnya.