Ditolak FPI, Gandrung Sewu Dipuji Menteri

Ditolak FPI, Gandrung Sewu Dipuji Menteri Penari Gandrung Sewu, (Foto: Instagram Kemenpar).

Banyuwangi - Festival Gandrung Sewu kembali memukau ribuan wisatawan yang memadati bibir Pantai Boom di Banyuwangi, Jawa Timur. Bahkan, festival budaya yang digelar tahunan itu menuai pujian pejabat yang hadir.

Sebelumnya Front Pembela Islam (FPI) Banyuwangi mengeluarkan pernyataan sikap menolak pelaksanaan Gandrung Sewu yang tertuang dalam surat No. 0003/SK/DPW-FPI Banyuwangi/II/1440 Tertanggal 11-10-2018.

Meski demikian, Fastival Gandrung Sewu tetap digelar. Bahkan, gerak 1.200 penari Gandrung berkostum merah menyala dengan latar belakang Selat Bali mampu menghipnotis ribuan wisatawan yang hadir.

Ada pensan mendalam yang ingin disampaikan Pemkab Banyuwangi melalui Festifal budaya yang digelar Sabtu (20/10), yakni kisah kepahlawanan dari Bupati Banyuwangi pertama Raden Mas Alit.

Festival itu tak hanya berkamuflase dengan memanfaatkan pertunjukkan seni, tetapi juga menjadi sarana penghibur dan memperkuat batin rakyat yang terkungkung penjajah.

Pesan dan nilai positif tari Gandrung itu dibangkitkan kembali Pemkab Banyuwangi sebagai media konsolidasi kekuatan rakyat di wilayah itu.

Tak heran bila Menteri Pariwisata, Arief Yahya memuji Kabupaten yang dipimpin Azwar Anas itu sebagai daerah yang memiliki kreativitas tinggi.

"Saya salut dengan Banyuwangi. Lagi-lagi Banyuwangi menunjukkan kelasnya sebagai destinasi dengan kreativitas luar biasa," katanya saat membuka acara Gandrung Sewu di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu kemarin.

Hal yang sama diungkap akademisi sekaligus guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Prof Renald Kasali. "Banyuwangi berhasil mengubah dirinya dengan inovasi berkelanjutan," ujarnya.

Bagi Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Festival Gandrung Sewu tak sekedar bagian dari konsolidasi kebudayaan dengan kemasan pariwisata, namun juga adaunsur pendidikan tentang cinta bangsa yang begitu kuat.

"Insya Allah Banyuwangi tidak akan kekurangan generasi pencinta seni-budaya, sekaligus ini ikhtiar memajukan kebudayaan daerah sebagai pilar kebudayaan nasional," kata Anas.