Cabai Dongkrak Inflasi, Pemkot Madiun Diminta Rajin OP

Cabai Dongkrak Inflasi, Pemkot Madiun Diminta Rajin OP Komoditas cabai merah (Pixabay).

MADIUN- Tingginya harga cabai rawit menjadi pemicu terbesar laju inflasi di Kota Madiun, Jawa Timur, sebesar 0,17 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 134,47 persen pada Juli 2019.

"Komoditas yang memberikan andil terbesar inflasi adalah kenaikan harga cabai rawit, daging ayam ras, tukang bukan mandor, kacang panjang, dan terong panjang," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Umar Sjaifudin di Madiun, Senin (05/08).

BACA JUGA: Pedasnya Harga Cabai Picu Inflasi di Jatim
                       Cabai Picu Inflasi Kota Malang, BPS: Sangat Pedas!

Terkait hal itu, BPS berharap agar Pemkot Madiun dan TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) intensif menggelar operasi pasar (OP) dan upaya lainnya.

"Sehingga pada bulan Agustus harga bisa turun dan tidak memicu inflasi yang signifikan," katanya.

Menurut dia, andil kenaikan harga cabai rawit di Kota Madiun tergolong tinggi dalam laju inflasi bulan Juli 2019, yakni sebesar 0,13 persen.

"Angka itu kira-kira dua per tiga dalam menyumbang laju inflasi dari inflasi Kota Madiun yang mencapai 0,17 persen," kata dia.

Menurut Umar harga cabai rawit yang melonjak tinggi tersebut dipengaruhi faktor musiman di lapangan, sehingga keberadaan cabai di pasaran langka dan berdampak pada kenaikan harga.

Di Kota Madiun tercatat kenaikan harga cabai mencapai lebih dari 66 persen dari harga normalnya.

Dari tujuh kelompok pengeluaran, kata Umar, enam kelompok di antaranya mengalami inflasi. Yakni tertinggi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,46 persen; kelompok perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar 0,38 persen; kelompok sandang 0,34 persen.

Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 0,15 persen, diikuti kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,08 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan temakau sebesar 0,07 persen. Sedangkan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,33 persen.

Adapun, komoditas yang menekan laju inflasi tercatat, komoditas kelapa, tarif kereta api, minyak goreng, bawang putih, daging sapi, tomat, dan wortel. (Ant)