Akademisi Sayangkan Demo Desak Tutup Hotel Front One

Akademisi Sayangkan Demo Desak Tutup Hotel Front One Halaman depan Hotel Frontone Pamekasan Madura/ Foto (Istimewa).

Pamekasan-Demo warga Pamekasan yang tergabung dalam Laskar Merah Putih (LPM) yang mendesak hotel Front One ditutup menuai komentar akademisi sekaligus pakar pariwisata Universitas Brawijaya, Malang, Faidlal Rahman.

Dia menyayangkan demo atas Hotel Front One tersebut, pasalnya keberadaan hotel itu dinilai telah memberikan penghidupan bagi warga di kabupaten Pamekasan.

Faidlal menjelaskan, jika memang pokok persoalannya terkait perizinan baiknya melalui teguran. “Kenapa tidak ditegur secara lisan maupun tulisan kemudian ultimatum. Kenapa harus ada gerakan komunitas, kenapa harus demo hotel. Ini sejarah di Madura. Belum ada hotel didemo, hanya di Pamekasan,” terangnya.

Diapun mempertanyakan aturan mana yang dilanggar hotel tersebut. "Kalau ini melanggar aturan, aturan yang mana. Karena sampai hari ini Pamekasan belum mempunyai roadmap pembangunan kepariwisataan itu. Kalau harus hotel syariah, seperti apa hotel syariah yang diamanatkan oleh Pemkab Pamekasan,” katanya dilansir mediamadura.com, Kamis (13/12).  

Sebelumnya, massa Laskar Merah Putih (LPM) mendesak penutupan hotel Front One karena diduga tidak mengantongi izin pengembangan bangunan yang saat ini sedang digarap.

Ketua LPM, Abdus Samad, menyoal hotel Front One Pamekasan itu terkait izin, lahan parkir dan pengelolaan sampah.

“Pengelolaan hotel Front One tak jelas. Banyak izin yang dilanggar,” ujarnya.