Covid-19 Justru Buka Peluang Meningkatnya Ekspor Jatim ke Jepang dan Singapura

Covid-19 Justru Buka Peluang Meningkatnya Ekspor Jatim ke Jepang dan Singapura Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Harmanta (ANTARA)

SURABAYA-Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Harmanta mengatakan wabah virus corona atau (Covid-19) yang melanda berbagai Negara justru membuka peluang peningkatan ekspor Jawa Timur ke Singapura dan Jepang, meski ekspor ke Tiongkok mengalami penurunan.

"Akibat COVID-19, ekonomi Jatim masih cukup gesit, kami mencatat meski ke Tiongkok menurun tapi ke negara lain meningkat antara lain ke Jepang dan Singapura, sehingga masih terjaga dengan baik perdagangan luar negerinya," ujarnya di Surabaya, Selasa (10/03).

Harmanta ketika ditemui usai acara Seminar Ekonomi di Graha Kadin Jatim mengatakan kenaikan ekspor ke Jepang sekitar 15 persen, dan Singapura sekitar 200 persen untuk Desember 2019 ke Januari 2020 atau "month to month" (m to m).

"Jadi mudah-mudahan ini bisa mengkompensasi penurunan impor Jatim ke Tiongkok pada Januari 2020 sebesar 16 persen," kata Harmanta.

Secara umum, kata dia, ekonomi Jatim masih sangat stabil terkait isu virus corona, bahkan pertumbuhan ekonominya masih optimistis sesuai prediksi, yakni sekitar 5,3 persen sampai 5.8 persen.

Meski sebelumnya, BI Kantor Wilayah Jawa Timur telah menurunkan target pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat sebesar 0,1 persen, dari 5,3 persen hingga 5,8 persen menjadi 5,2 persen hingga 5,7 persen akibat corona.

Ia menjelaskan, ada empat sektor terkendala akibat virus corona di Jatim, yakni ekspor dan impor, pariwisata, remitansi TKI serta investasi Penanaman Modal Asing (PMA).

"Jatim memiliki ikatan erat dengan Tiongkok, khususnya Wuhan terkait manufakturnya. Sehingga jalur ekspor impor, perdagangan antarkedua belah pihak pasti akan terganggu," katanya.

Harmanta memprediksi, virus corona tidak akan berlarut dan akan kembali membaik pada kuartal II/2020 karena keseriusan pemerintah Tiongkok dalam menangani kasus tersebut. Bahkan saat ini, jumlah korban baru yang terjangkit virus korona sudah mulai menurun.

“Virus korona ini tidak seganas virus yang sebelumnya, Mers dan Sars yang tingkat fatalitasnya mencapai 30 persen hingga 40 persen. Virus korona ini tingkat kematiannya hanya sebesar 2 persen hingga 4 peren sehingga saya yakin ini akan mudah terlewati. Harapan selesai di kuartal I dan di kuartal II, III dan IV sudah mulai berlari,” ujarnya. (Ant)