Kritik Prabowo Soal BUMN Mestinya Dijadikan Suplemen

Kritik Prabowo Soal BUMN Mestinya Dijadikan Suplemen Capres no 02 Prabowo Subianto/Instagram.com

Jakarta-Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disarankan menyikapi kritik Prabowo ini secara positif, sebagai vitamin atau suplemen sehingga termotivasi untuk menjaga agar BUMN tetap produktif dan berkelas internasional. 

“Mestinya Kementerian BUMN, tidak terlalu reaktif dan baperan serta malahan menantang-nantang. Apa yang disampaikan Pak Prabowo adalah realitas yang sulit dipungkiri,” kata Jubir Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara kepada Jatimpos.id, Rabu (16/01/2019).

Dia mengimbau pejabat Kementerian BUMN membuka kembali data hingga akhir tahun 2018 lalu.

"Berapa utang BUMN-BUMN yang disebut Pak Prabowo? Mari kita buka secara gamblang dan terang benderang. Berapa hutang Pertamina? Berapa utang PLN, dan berapa utang Garuda Indonesia? Berapa total utang BUMN sampai dengan tahun 2018 lalu? Menurut catatan kami hutang total BUMN telah mencapai lebih Rp. 5000 triliun!," tegasnya.

Hal inilah, lanjut dia, yang dimaksudkan Prabowo bahwa kondisi BUMN-BUMN tersebut tengah bangkrut.

"Istilah bangkrut ini jangan dipersepsikan secara tekstual bahwa kondisi tersebut out of operations. Bangkrut disini berpersepsi utang yang menumpuk, tidak produktif dan cenderung atau perlahan akan mati suri," ungkapnya.

Suhendra menyarankan pemerintah mereview kebijakannya seperti penugasan-penugasan kepada BUMN. Sehingga BUMN menjadi korporasi yang handal dan berdaya saing.

"Penugasan kepada BUMN yang tidak didukung dengan skema tanggung jawab pembiayaan (pendanaan) sudah barang tentu akan menjadi beban keuangan internal BUMN. Hal ini dapat ditilik pada BUMN-BUMN Karya (konstruksi) dalam menjalankan penugasan-penugasan proyek infrastruktur yang ambisius," pungkasnya.