Visi Poros Maritim Dunia Lupakan Garam?

Visi Poros Maritim Dunia Lupakan Garam? Petani Garam, Foto: Pixabay.

Konsep atau visi poros maritim dunia yang kerap didengungkan oleh pemerintah bertujuan mulia, yakni ingin membangkitkan kembali kejayaan bahari di bumi Nusantara.

Namun, dari berbagai aspek yang terkait dengan sektor kemaritiman, ada satu komoditas yang kerap terlupakan, yaitu garam.

Padahal, sebagai negara dengan panjang garis pantai terbesar kedua di dunia (setelah Kanada), wajar bila Indonesia berpotensi menjadi salah satu produsen garam terbesar di tingkat global.

Produksi Garam Lamongan 

Di sejumlah daerah, produksi garam juga dilaporkan telah mengalami kenaikan, seperti di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, produksi garam sampai dengan minggu pertama Oktober 2018 telah mencapai 23.050 ton, atau melampaui target akhir tahun Dinas Perikanan setempat sebesar 22.800 ton.

Kabag Humas dan Protokol Kabupaten Lamongan, Agus Hendrawan, di Lamongan, Senin (22/10), mengatakan produksi yang melebihi target tersebut lebih disebabkan musim kemarau yang cukup panjang di wilayah setempat.

Namun, diakui pula bahwa produksi garam Lamongan pernah mencapai 38.804 ton dari areal seluas 213 hektare di tahun 2015, dan saat ini areal produksi garam mengalami penyusutan menjadi tinggal 206 hektare karena dialihfungsikan menjadi tambak ikan.

Probolinggo

Produksi garam di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, melimpah akibat musim kemarau panjang pada tahun 2018, sehingga hal tersebut disyukuri oleh petani garam di wilayah setempat.

Suparyono, seorang petani garam di Desa Kalibuntu, Probolinggo, menyatakan bahwa produksi garam melimpah karena masa panen di musim kemarau lebih singkat karena biasanya panen setiap 7-10 hari sekali, namun sekarang 3-5 hari saja sudah bisa panen dengan cuaca panas yang cukup terik.

Menurut dia, harga jual garam di Probolinggo masih stabil yakni Rp1.100 per kilogram, meskipun dicemaskan bahwa memasuki panen raya, seperti pada musim-musim sebelumnya, harga jual bisa anjlok hingga menjadi Rp300 per kilogram saat panen raya.

Pemerintah Kabupaten Probolinggo menargetkan produksi garam tahun 2018 sebanyak 20.000 ton dan jumlah tersebut meningkat dibandingkan target tahun 2017 sebanyak 15.000 ton.

Pamekasan

Tiga kecamatan di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, pada musim produksi tahun ini hingga pekan kedua Oktober 2018 ini dilaporkan juga telah menghasilkan 95.939,25 ton garam.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan setempat Nurul Widiastutik menuturkan, meski jumlah tersebut relatif besar, tetapi dibanding tiga tahun lalu, jumlah produksi garam di Pamekasan kali ini lebih sedikit.

Hal tersebut karena berdasarkan data di Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkab Pamekasan pada 2015 produksi garam mencapai 199.356 ton.

Pengamat sektor kelautan dan perikanan Moh. Abdi Suhufan menyatakan pemerintah perlu melakukan langkah yang sistematis meningkatkan produktivitas tambak garam yang dihasilkan oleh para petani di berbagai daerah.

Menurut dia, setelah anjloknya produksi pada tahun 2016 yang hanya 150.000 ton atau 4,1 persen dari target produksi 3,6 juta ton, tindakan pemerintah untuk tingkatkan produksi garam belum kelihatan secara nyata.

Abdi yang menjabat sebagai Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia itu berpendapat bahwa dalam empat tahun ini, produksi garam tidak pernah mencapai target yang ditetapkan sendiri oleh pemerintah.

Target Pemerintah

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyebutkan Indonesia telah mencapai swasembada garam konsumsi dan akan terus berupaya mendorong pengembangan garam industri nasional.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono di Jakarta, Kamis (20/9), menuturkan bahwa pemerintah memang telah menargetkan swasembada garam sudah bisa dicapai pada 2019.

Sejumlah upaya termasuk melakukan ekstensifikasi lahan garam juga terus dilakukan meski belum juga rampung hingga saat ini.

Sayangnya, Agung mengakui masih ada sejumlah kendala perluasan lahan garam termasuk masalah hak guna lahan yang belum selesai.

Belum lagi standar kandungan natrium klorida (NaCl) dalam garam konsumsi yang harus berada di kisaran 95-97 persen.

Ia mengungkapkan bahwa kadar garam rakyat di dalam negeri yang paling tinggi baru sekitar 94 persen, sehingga pihaknya juga berencana membangun pabrik pengolahan garam sebagai target selanjutnya. (Ant)