Risma 'Diserang' NasDem, PDIP Membela

Risma 'Diserang' NasDem, PDIP Membela Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat kukuhkan pasukan Paskibra/Foto: twitter @SapawargaSby.

SURABAYA-Ketua DPC PDIP Kota Surabaya, Adi Sutawijono menanggapi komentar Politikus NasDem, Imam Syafi'i yang menuding pejabat Pemkot Surabaya melakukan pencitraan karena sering blusukan bertemu rakyat.

Sekretaris Fraksi Demokrat-Nasdem DPRD menyampaikan kritik tersebut dalam Rapat Paripurna DPRD Surabaya kemarin, Kamis (31/10).

Menurut Adi Sutawijono, gaya Risma tersebut menginspirasi para pejabat di Pemkot Surabaya untuk rajin turun ke lapangan. Bahkan, pejabat di level kelurahan dan kecamatan Pemkot Surabaya juga rajin turun ke warga.

"Saya rasa, di Kota Surabaya, sekarang tidak zamannya pejabat duduk di balik meja. Apalagi sekadar menerima laporan ABS (Asal Babak Senang) dari bawahan. Kebetulan saat ini menjelang Pilkada Surabaya 2020. Sehingga gaya itu seperti membuat gerah beberapa politisi lantas dikaitkan dengan pencitraan Pilkada. Memanfaatkan APBD, dan macam-macam," ujar Adi, di Surabaya, Jumat (01/11).

Sebelumnya, kata Ketua DPRD Surabaya itu, tidak pernah ada suara sumbang yang menyerang Wali Kota Risma dan Pejabat Pemkot Surabaya terkait gaya atau metode melayani rakyat.

Adi menilai pejabat-pejabat di Pemkot Surabaya relatif mudah diakses rakyat. Aspirasi dan kepentingan rakyat cepat ditanggapi.

"Fakta Wali Kota Risma dicintai rakyatnya, secara elektoral dalam Pilkada Surabaya 2015 mencapai suara 86,34 persen atau sebanyak 893.987 jiwa. Perolehan suara itu meningkat luar biasa dari Pilkada Surabaya 2010, dimana Bu Risma mendapat 358.187 suara, atau 38,53 persen," jelasnya.

Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu dinilainya telah mewariskan standar kepemimpinan di Kota Surabaya. 

"Bahwa menjadi wali kota harus bekerja keras, sering turun ke lapangan, mempunyai akar yang kuat di masyarakat. Cerdik mengatasi berbagai kesulitan dan keterbatasan," terangnya.

Risma, lanjut Adi, telah menginspirasi warga, terutama anak-anak muda, kaum milenial dan tidak saja dicintai warga Surabaya, tetapi juga menjadi teladan. Pemimpin yang tangguh, anti-korupsi dan konsisten.

"Kontestasi Pilkada Surabaya masih tahun depan, September 2020. Kalau mau maju, ada baiknya para kontestan merenungkan gaya Bu Risma. Gaya kepemimpinan yang sering turun ke rakyat, telah menjadi standar yang diterima warga Surabaya," tutupnya.

Sebelumnya, hujan interupsi mewarnai Rapat Paripurna DPRD Surabaya dengan agenda tanggapan dan jawaban Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) atas pandangan umum fraksi-fraksi terhadap RAPBD Surabaya 2020, di gedung DPRD Surabaya, Kamis (31/10).

BACA JUGA: Risma Tepis Fitnah di Rapat DPRD: Itu Menyakitkan!

Suasana rapat 'menghangat' kala Sekretaris Fraksi Demokrat-NasDem Imam Syafi'i melakukan interupsi meminta jawaban atas pertanyaan tentang dugaan mafia perizinan dalam pandangan umum fraksinya. (Ant)