Panen Jentik Nyamuk Cara Pemkot Malang Perangi DBD

Panen Jentik Nyamuk Cara Pemkot Malang Perangi DBD Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti/Foto: Pixabay.

Malang - Dinas Kesehatan Kota Malang menilai fogging atau pengasapan tidak efektif untuk meminimalisir wabah Demam Berdarah Dengue (DBD).

Untuk itu pihaknya menggagas program "Panen Jentik Nyamuk" sebagai upaya untuk memerangi DBD di kota itu yang jumlah penderitanya mengalami peningkatan.

"Alat tampung air itu harus ditutup dengan sesuatu yang berwarna hitam. Sebab, nyamuk Aedes Aegypti suka dengan sesuatu berwarna gelap, apalagi hitam," kata Kepala Dinkes Kota Malang Asih Tri Rachmi Nuswantari di Malang, Jawa Timur, Senin (04/02).

Dia menjelaskan teknik untuk Panen Jentik Nyamuk itu dilakukan dengan menggunakan alat tampung air yang sengaja ditempatkan di sebuah tempat dengan bak tampungan terbuka.

Selanjutnya, tunggu hingga 6 hari. Jika jentiknya sudah ada, baru dipanen dan bisa dijadikan makanan ikan atau dibuang.

Hanya saja, cara ini tidak boleh dilakukan lebih dari 6 hari sejak nyamuk bertelur di tempat tersebut. Sebab, setelah 6 hari jentik akan berubah menjadi nyamuk.

Asih mengakui pihaknya memang tidak melakukan fogging (pengasapan) karena cara tersebut dinilai tidak efektif. "Beberapa tahun terakhir ini fogging justru malah membantu nyamuk untuk berkembang biak. Nyamuk hanya pindah, dan tidak mengenai nyamuk yang sedang bertelur, termasuk jentiknya," paparnya.

Berdasarkan data Dinkes Kota Malang, pada awal tahun 2019, kasus DBD mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu. Januari 2018 terdapat 9 kasus, hingga akhir Januari 2019 meningkat menjadi 46 kasus. (Ant)