Kemarau Panjang, Wabah Diare Serang Tulungagung

Kemarau Panjang, Wabah Diare Serang Tulungagung Kantor Dinkes Tulungagung/Foto: Agus Wahyudiono

TULUNGAGUNG-Terjadi lonjakan jumlah penderita diare hingga 200 orang dalam kurun sebulan terakhir di sejumlah wilayah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Merebaknya wabah diare tersebut dibernarkan Kepala Seksi Survailens dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Disjes) Tulungagung, Satriyo Wibowo.

"Iya, kecenderungannya memang naik dan mengalami lonjakan," kata Satriyo di Tulungagung, Rabu (30/10).

Dibanding periode yang sama tahun 2018, jumlah kasus diare tahun ini jauh lebih tinggi. Pun pada Oktober ini, kasus diare disebut lebih banyak dibanding periode September yang tercatat diderita 148 orang. 

"Dalam kurun 2019 ini telah terjadi lima kasus besar penularan diare, 4 di antaranya disebabkan oleh keracunan makanan dan satu sisanya diakibatkan penularan diare," ungkapnya.

Kecamatan Pagerwojo tercatat terbanyak kasus diare sebanyak 914 penderita, diikuti Kecamatan Kalidawir sebanyak 807 kasus, dan Kota Tulungagung sebanyak 729 kasus.

Melonjaknya kasus diare juga berhubungan denga kekeringan ekstrem di Tulungagung. Di Kecamatan Kalidawir misalnya, senamyak 5 desa telah mengalami kekeringan sejak sebulan yang lalu.

Sulitnya air membuat warga membuang air besar di tempat terbuka sehingga bakteri penyebab diare terbang terbawa angin.

Dijelaskan Satriyo, penularan diare ataupun keracunan makanan biasanya disebabkan oleh bakteri e-coli dan salmonela.

Untuk diketahui, diare merupakan penyakit yang ditularkan melalui air. Bakteri penyebab diare ditularkan melalui vector lalat rumah (musca domestica) dan manusia.

Gejalanya, biasanya pasien mengalami intensitas buang air besar yang lebih dari tiga kali dalam sehari. Pasien bisanya juga mengalami dehidrasi lantaran banyaknya cairan yang dikeluarkan saat buang bair besar.

Penanganan diare bisa melalui pemberian oralit atau diberikan tablet zinc, obat anti diare dan antibiotika antidiare. (Ant)