Kasus HIV/AIDS di Madiun Ibarat Fenomena Gunung Es

Kasus HIV/AIDS di Madiun Ibarat Fenomena Gunung Es Tes HIV AIDS (Flickr.com)

MADIUN-Sebanyak 113 kasus baru penderita HIV/AIDS ditemukan di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, selama bulan Januari hingga pertengahan Desember 2019.

"Dari jumlah tersebut, selama pertengahan Desember ini saja sudah ada sembilan kasus HIV/AIDS baru yang ditemukan KPAD bersama tim lainnya," ujar Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Madiun, Agrim Kurnia di Madiun, Senin (16/12).

Rician dari 113 temuan baru tersebut, jelas Kurnia, sebanyak 109 kasus merupakan penderita HIV dan empat kasus lainnya merupakan penderita AIDS.

Menurut Kurnia, kasus HIV/AIDS di wilayahnya merupakan fenomena "gunung es" karena kasus yang terungkap hanyalah bagian luarnya saja.

Sejatinya, jelas dia, kasus di dalamnya yang belum terungkap masih sangat banyak. Hal itu membuat jumlah temuan HIV/AIDS di Kabupaten Madiun terus bertambah setiap tahunnya.

Pihaknya sangat memahami, sebab untuk mendeteksi kasus HIV/AIDS dibutuhkan kesadaran dari penderitanya bersedia melakukan pemeriksaan.

"Selama ini banyak kasus perisiko tinggi sangat tertutup dan enggan melakukan pemeriksaan. Dengan pendampingan yang intensif, mereka akan lebih terbuka sehingga bersedia melakukan VCT untuk mengetahui apakah telah positif HIV atau tidak," jelas Kurnia.

Sementara Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun mencatat, secara total jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah setempat sejak ditemukan pertama kali tahun 2002 hingga pertengahan Desember 2019 telah mencapai 700-an orang. Dari jumlah tersebut, banyak penderita yang telah meninggal dunia.

Untuk itu, pihaknya gencar melakukan pencegahan dengan rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terlebih para perisiko tinggi. Dengan mengerti bahayanya, diharapkan penularan HIV/AIDS dapat ditekan.

BACA JUGA:
Dua Kecamatan Dominasi Penderita HIV/AIDS di Madiun
Penderita HIV/AIDS di Madiun Nyaris 700 Orang

Selain itu, pihaknya juga melakukan pendeteksian dini HIV/AIDS dengan layanan pemeriksaan darah di tiap kecamatan, rumah sakit daerah, hingga "mobile VCT".

Adapun, sesuai data, penularan HIV/AIDS di Madiun didominasi akibat hubungan seksual bukan dengan pasangan yang sah. Penularan lainnya disebabkan dari ibu rumah tangga yang tertular HIV/AIDS dari suaminya. Kemudian, wanita pekerja seks langsung (WPSL), jarum suntik narkoba, kaum gay, waria, kelahiran, dan wanita pekerja seks tidak langsung. (Ant)