Jadi Surga Tembakau, Jember Cukup Besar Hisap Dana BPJS

Jadi Surga Tembakau, Jember Cukup Besar Hisap Dana BPJS Ilustrasi pasar tradisional, Foto: Pixabay

Jember-Kabupaten Jember, Jawa Timur dikenal memiliki wilayah pertanian tembakau terbaik dan termasyur di dunia, bahkan pengusaha cerutu di seluruh dunia menjuluki daerah ini sebagai "la tierra prometadora" atau tanah yang menjanjikan.

Kabupaten berpenduduk sekitar 2,6 juta jiwa ini dikenal sebagai surga tembakau dunia. Namun, di balik keunggulan tersebut, Jember menghisap anggaran BPJS Kesehatan cukup besar akibat dari banyaknya pasien perokok aktif maupun pasif.

Dengan potensi alam dan kondisi tanah yang baik, Kabupaten Jember mampu menghasilkan tembakau dengan kualitas sangat tinggi untuk diekspor, bahkan kepopuleran tembakau asal daerah ini sudah mendunia sejak abad ke 19.

Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember tercatat luas lahan tembakau berbagai jenis di wilayah setempat tahun 2017 mencapai 8.346 hektare, namun pada 2018 diprediksi bertambah karena harga tembakau cukup bagus, sehingga banyak petani yang menanamnya.

Data BPJS

Namun, di sisi lain, jumlah warga yang sakit akibat rokok juga terus bertambah di Kabupaten Jember. Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Jember, jumlah pasien katastropik yang salah satunya disebabkan karena merokok aktif dan pasif yang berobat dengan menggunakan kartu BPJS Kesehatan selama 2017 tercatat sebanyak 25.682 orang dengan jumlah pasien penderita jantung terbanyak yakni 18.166 orang.

Sedangkan data pasien katastropik yang ditangani BPJS Kesehatan sejak Januari hingga Agustus 2018 tercatat 12.563 orang, sehingga ada kecenderungan trennya naik pada tahun 2018.

"Tingginya jumlah pasien katastropik itu menyedot anggaran yang cukup besar di BPJS karena membutuhkan biaya yang cukup banyak, sehingga menyebabkan anggaran BPJS defisit," kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Jember Tanya Rahayu.

Menurutnya jumlah penderita katastropik terbanyak yakni penyakit jantung sebanyak 18.166 kasus, kemudian kanker menduduki peringat kedua dengan jumlah 2.897 kasus, dan ketiga adalah stroke sebanyak 2.600 kasus.

Hisap 30 Triliun

Data penderita katastropik yang rawat inap dan rawat jalan di RSD dr Soebandi Jember selama tahun 2017 sebanyak 36.032 pasien dan data sejak Januari hingga September 2018 mencapai 29.757 orang, padahal di Jember terdapat tiga RSD milik pemerintah dan lebih dari lima rumah sakit swasta.

Secara nasional, Komite Nasional Kajian Obat dan Farmakoterapi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Masfar Salim mengatakan sebanyak 30 persen anggaran BPJS Kesehatan atau sebesar Rp30 triliun habis untuk membiayai penyakit katastropik atau penyakit mematikan akibat komplikasi yang salah satunya disebabkan oleh rokok, seperti jantung, kanker, hingga gagal ginjal.

Data Kementerian Kesehatan tahun 2016 menunjukkan beban penyakit katastropik menyerap beban anggaran Rp1,69 triliun atau 29,67 persen dan banyaknya pasien yang berobat membuat beban biaya JKN terserap.