Workshop Statistik Sektoral Seri 6 dengan tema “Data Driven Lead Generation” pada Selasa (24/6/2025). Foto Pemprov Jawa Timur

Diskominfo Jatim Mendorong Pelajar Untuk Menguasai Analisis

Diskominfo Jatim Mendorong Pelajar Menguasai Analisis Data Melalui Pelatihan Statistik Sektoral

Meningkatkan pemahaman tentang data di kalangan generasi muda, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur kembali mengadakan Workshop Statistik Sektoral Seri 6 dengan tema “Data Driven Lead Generation”.

Meningkatkan pemahaman tentang data di kalangan generasi muda, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur kembali mengadakan Workshop Statistik Sektoral Seri 6 dengan tema “Data Driven Lead Generation” pada Selasa (24/6).

Kegiatan ini menjadi kesempatan belajar sekaligus ruang kerja sama bagi mahasiswa dari Universitas Bhayangkara (Ubhara) dan Universitas Surabaya (Ubaya) untuk memahami pentingnya penggunaan data terbuka dalam mengidentifikasi peluang, merumuskan rencana, hingga menciptakan inovasi.

Dalam sambutannya, yang dibacakan oleh Kepala Bidang Data dan Statistik Imam Fahamsyah, Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur Sherlita Ratna Dewi Agustin mengungkapkan, acara ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mendukung Nawa Bhakti Satya-Jatim Cerdas, terutama dalam meningkatkan pemahaman data dan kemampuan analisis informasi di kalangan generasi muda.

“Di era digital ini, kita menyaksikan gelombang besar transformasi. Data kini menjadi bahan utama dalam pengambilan keputusan, baik di sektor pemerintahan, swasta, dunia pendidikan, bahkan dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Sherlita.

Ia menyatakan, workshop ini bertujuan untuk memberikan mahasiswa pengetahuan praktis dan konseptual tentang bagaimana data bisa digunakan dalam mendeteksi peluang, merumuskan strategi, dan menciptakan solusi inovatif. Pendekatan data-driven lead generation dijelaskan bukan hanya sebagai metode bisnis, tetapi juga sebagai strategi sosial untuk menghadirkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Diskominfo Jatim juga mendorong penggunaan Portal Open Data Jatim, yaitu sebuah platform yang menyediakan berbagai data sektoral secara terbuka untuk umum. Diharapkan mahasiswa dan peneliti bisa mengakses dan menganalisis data tersebut sebagai bagian dari penelitian akademik maupun pengembangan solusi digital.

Sherlita berharap, keterbukaan data dapat menjadi landasan yang kokoh untuk mengembangkan kebijakan yang inklusif dan inovatif.

"Kami berharap mahasiswa bisa menjadi agen perubahan yang peka dan etis dalam menggunakan data," ucap dia.

Penggunaan data terbuka menjadi semakin signifikan dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, hingga ketenagakerjaan dan peningkatan peran perempuan, pemuda, serta penyandang disabilitas.

Sementara itu, Rima Khuswatul Laila, senior Data Analyst dari PT Cemerlang Statistika Indonesia (StatsMe), menekankan betapa pentingnya statistik sektoral di era digital ini.

“Mahasiswa perlu membiasakan diri untuk melihat data sebagai petunjuk dalam menemukan peluang, baik dalam penelitian maupun dalam karir mereka. Dengan memanfaatkan data terbuka, kita bisa menghasilkan analisis yang berdampak dan relevan dengan kebutuhan di lapangan,” ujarnya Rima.

Selain meningkatkan kemampuan teknis mahasiswa, workshop ini juga menciptakan ruang kolaborasi antara pemerintah, akademisi, serta pelaku industri data. Diharapkan jaringan ini akan menjadi dasar terbentuknya ekosistem statistik sektoral yang solid dan berkelanjutan.

Penggunaan data terbuka (open data) semakin penting dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, hingga ketenagakerjaan dan peningkatan peran perempuan, pemuda, serta penyandang disabilitas.

Hal ini menjadi fokus pada acara bertema “Data Disabilitas” yang diadakan oleh Sekretariat Kominfo pada 23 Juni 2025, bekerja sama dengan DPRD Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Data dan Statistik, dengan mahasiswa sebagai mitra aktif dalam literasi dan penelitian.

“Jika data dan statistik dikelola dengan baik, ini dapat menjadi pondasi bagi pembangunan SDM yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Rima.

Open Data Jawa Timur, yang kini dapat diakses oleh publik, menjadi sumber data sekunder resmi yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah dan perangkat terkait. Sampai saat ini, 41 perangkat daerah dan rumah sakit telah bergabung dalam program Satu Data Jawa Timur.

Data ini tidak hanya diperoleh, tetapi juga ditelaah dan dikelola oleh institusi seperti Kominfo, BPS, dan BSSN. Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman data di kalangan siswa dan mahasiswa adalah melalui Jatim Datathon, sebuah kompetisi yang berfokus pada data terbuka yang mengasah kemampuan analisis statistik dan penggunaan data dari berbagai sektor.

“Kami mulai dari sebuah UKM, dan kami memerlukan data. Sektor industri, termasuk mode, harus didukung oleh penelitian. Setiap keputusan yang berdasarkan data akan lebih tepat,” jelas Rima.

Kerja sama antarsektor juga dilakukan, misalnya dengan Muhammadiyah dan Muslimat NU melalui program literasi digital di daerah seperti Banyuwangi. Rima mengangkat isu meningkatnya angka pengangguran, terutama di kota-kota besar seperti Surabaya.

Menurutnya, salah satu faktor penyebabnya adalah kebijakan pemerintah yang belum sepenuhnya mengikuti kemajuan teknologi, termasuk kecerdasan buatan.

“Perkembangan AI sangat cepat, tetapi kebijakan kita belum cukup adaptif. Kita memerlukan sistem yang terintegrasi untuk menghubungkan data tentang kebutuhan tenaga kerja dengan pencari kerja secara efisien,” ungkapnya.

Pekerjaan pada 2030 diperkirakan mengalami perubahan yang signifikan. Beberapa jenis pekerjaan akan mulai hilang, seperti layanan makanan, administrasi, transportasi, manufaktur yang tidak otomatis, hingga profesi petani dan keamanan. Di sisi lain, pekerjaan seperti ilmuwan data, pengembang AI, pemasar digital, pembuat konten, dan pakar bioteknologi akan memiliki permintaan yang tinggi.

Rima menekankan perlunya pengembangan sistem digital yang terintegrasi dengan analisis sektoral. Data dari perangkat daerah bisa dianalisis untuk mengetahui tren tenaga kerja, area dengan tinggi kebutuhan, serta waktu-waktu puncak permintaan sumber daya manusia.

“Analisis sektoral ini cukup dilakukan sekali untuk menjadi landasan dalam merencanakan. Ini bisa diterapkan untuk menciptakan website, aplikasi, bahkan kebijakan daerah. Ini sangat strategis dan efisien,” tutupnya.

sumber kominfojatim

Komentar