Ahok Masuk Bursa Pilwali Surabaya, Risma 'Dirayu' ke Jakarta

Ahok Masuk Bursa Pilwali Surabaya, Risma 'Dirayu' ke Jakarta Mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama bersama Walikota Surabaya Tri Rismaharini saat mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden/Foto: Dok. Antara.

JAKARTA-Nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Thahaja alias Ahok tiba-tiba saja menjadi buah bibir di Jawa Timur, khususnya Surabaya. 

Pasalnya, nama Ahok disebut masuk di bursa Pemilihan Wali Kota Surabaya 2020 lantaran bursa bakal calon wali kota Surabaya (bacawali) dinilai masih cair. 

“Saya mengusulkan nama Basuki Tjahaja Purnama, Gus Hans, Dhimas Anugrah, Hendro Gunawan, Indah Kurnia, Audrey Yu, Agus Yudhoyono, dan Kirana Larasati untuk bertarung di Pilkada Surabaya,” kata pengamat politik Damai Center for Social Life, Belina Ho kepada wartawan, Senin (30/07).

Selain itu, Belina melihat kombinasi kaum nasionalis-religius akan memenangkan Pilwali Surabaya 2020 mendatang.

“Ada pada golongan nasionalis dan Nahdliyin. Jika bersatu, tokoh yang mereka usung akan leading,” bebernya.

Tidak hanya Ahok, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) juga dirayu untuk memimpin DKI Jakarta 2021 guna mengatasi persoalan sampah.

Usulan tersebut muncul dalam pertemuan studi banding Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapem Perda) DPRD Provinsi DKI Jakarta di ruang sidang Wali Kota Surabaya, Senin (29/07).

"Apakah ibu Risma mau kita boyong ke Jakarta dalam waktu dekat. Masalah sampah ini bisa terselesaikan kalau di pilkada yang akan datang Bu Risma pindah ke Jakarta,"  kata Bestari Barus, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Provinsi DKI Jakarta.  

Menurutnya jumlah anggaran DKI untuk mengatasi masalah cukup besar, tapi persoalan sampah belum teratasi. 

"Anggarannya 4 kali lipatnya dari Surabaya ini," ujarnya.

Mendengar angka Rp3,7 Triliun tersebut, Risma terlihat kaget.

Risma kemudian membeberkan pengelolaan sampah Surabaya yang sudah memiliki sistem pengelolaan sampah sendiri.

"Saya yakin DKI Jakarta kalau punya pengelolaan sampah sendiri pasti biaya angkutannya turun. Sebab, di Surabaya ini anggarannya 50 persen untuk operasional angkutan," kata Risma. (DBS)