Ada 14 Ribu Balita Stunting di Malang, Pemprov Disorot

Ada 14 Ribu Balita Stunting di Malang, Pemprov Disorot Ilustrasi anak stunting (Istimewa).

SURABAYA-Kasus stunting (gagal tumbuh kembang) wilayah Jawa Timur masih tergolong tinggi, tak terkecuali di Kabupaten Malang yang mencapai angka 14 ribu balita.

Untuk itu Pemprov Jatim diminta turun tangan dan mengambil langkah cepat.

"Provinsi harus membantu, kendalanya apa saja. Kalau sudah ditemukan itu harus mengambil langkah cepat. Di Finlandia itu ada program yang sangat membantu warganya. Disana, proses sebelum hingga pasca melahirkan mendapat pendampingan dari pemerintah setempat," Anggota Komisi E DPRD Jatim, Agus Dono Wibawanto, Kamis (25/07) 

Menurut Agus, selain menerapkan bebas pasung, Jatim juga harus bebas stunting karena terkait langsung dengan masa depan generasi bangsa.

"Selain bebas pasung, juga harus bebas dari stunting. Karena ini pasti anak-anak kurang gizi dan harus mendapat perhatian lebih oleh pemerintah," jelas politikus Demokrat ini.

Agus lantas membeberkan data Dinkes Jatim berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM).

Tercatat, per 20 Juli 2019 prevalensi stunting balita di Jatim masih tinggi yakni sebesar 36,81 persen. Sedangkan, tiga daerah tertinggi prevalensinya yakni di Kota Malang sebanyak 51,7 persen, Kabupaten Probolinggo sebesar 50,2 persen, dan Kabupaten Pasuruan sebesar 47,6 persen.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa beberapa waktu lalu mengakui bahwa stunting dan angka kematian ibu masih menjadi pekerjaan rumah (PR) sehingga perlu intervensi dan kolaborasi berbagai lembaga terkait. (Kominfo)