30% Kasus Stunting Jatim di Perkotaan, 29% Anak Orang Kaya

30% Kasus Stunting Jatim di Perkotaan, 29% Anak Orang Kaya Ilustrasi bocah stunting / Foto: Pixabay

Surabaya - Kasus gangguan pertumbuhan atau stunting di wilayah Jawa Timur menjadi perhatian Gubernur Jawa Timur Soekarwo karena tidak saja terjadi di wilayah pedesaan, namun juga banyak melanda wilayah perkotaan. 

Tercatat dari 26,2% kasus stunting di wilayah Jawa Timur penyebarannya ada di 11 daerah, diantaranya Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Sumenep, Nganjuk, Trenggalek, Probolinggo, Lamongan, Malang, Jember, Bondowoso.

Bahkan, kata Gubernur, dari 30 persen kasus stunting di perkotaan dan 29 persennya merupakan anak-anak orang kaya.

“30 persen itu di perkotaan, tapi 29 persennya anak stunting itu, anaknya orang kaya,” kata pria sapaan akrab Pakde Karwo di Surabaya, Jumat (14/12).

Gubernur Jatim kemudian mengungkap penyebab tingginya stunting di wilayah perkotaan tersebut yaitu karena faktor kesibukan orang tua yang menyerahkan perawatan buah hatinya ke asisten rumah tangga.

Sementara banyak asisten rumah tangga yang belum memiliki pengetahun kebutuhan gizi anak.

“Karena permasalahannya dia sibuk kemudian diserahkan kepada pembantu. Pembantunya pengetahuan tentang asupan itu kurang, sehingga timbullah permasalahan seperti itu,” jelasya.

Menurutnya stunting tidak bukan saja dipicu kondisi ekonomi suatu keluarga. Melainkan karena karena pola asuh.

“Bukan kaya atau miskin saja. Tapi permasalahan yang serius adalah tentang pola asuh. Yang penting adalah tumbuh kembangnya otak, bukan fisik,” pungkasnya.