Mood Jelang Haid Berubah-ubah, Kenali Siklusnya

Mood Jelang Haid Berubah-ubah, Kenali Siklusnya Lagi bad mood (Pixabay).

JAKARTA-Hampir setiap perempuan cenderung sensitif atau bahkan bad mood jelang menstruasi (haid), tepatnya seminggu sampai dua minggu sebelum dimulainya menstruasi yang biasa disebut premenstrual syndrome alias PMS.

Melansir WebMD, kemungkinan gejolak emosi itu merupakan efek samping pasang-surut hormon sebelum dan selama siklus menstruasi.

Sebuah studi menyebutkan, berbagai rasa sakit yang berhubungan dengan menstruasi seperti kram, kembung, sakit punggung dan sakit kepala bisa membuat perempuan sulit fokus.

Berikut siklus mood menstruasi dirangkum dari berbagai sumber:

a. Masa bahagia

Menurut Louann Brizendine, M.D., ahli neurobiologi asal University of California, mood di hari pertama menstruasi stabil karena kadar tiga hormon yakni estrogen, progesteron, dan testosteron seimbang.

Meski demikian, otak akan meningkatkan produksi senyawa prostaglandin yang membuat perut kram dan mual pada hari pertama menstruasi.

Pada lima hari pertama menstruasi, otak akan secara bertahap memproduksi lebih banyak estrogen dan testosteron yang kemudian merangsang produksi endorfin.

Endorfin adalah hormon bahagia yang bermanfaat sebagai pereda nyeri alami. Itu sebabnya berbagai gejala PMS berangsur menghilang saat menstruasi.

b. Masa subur

Di masa subur ini yakni hari ke-5 sampai 14, hormon estrogen akan meningkat dan mempengaruhi bagian otak yang bernama hipocampus yang membuat daya ingat perempuan akan jadi lebih tajam, bahkan mereka cenderung lebih cakap berkomunikasi.

Produksi hormon testoteron juga meningkat sehingga membuat perempuan lebih bergairah secara seksual.

Di masa subur, perempuan cendrung lebih pandai bersosialisasi, tangkas secara mental dan berenergi.

"Testoteron juga meningkatkan rasa kompetisi, artinya Anda akan merasa terancam oleh perempuan lain," kata Brizendine.

Usai masa subur lewat, kadar estrogen dan testosteron akan kembali turun.

Pada momen inilah perempuan mulai merasakan mood yang pasang surut. Di saat yang bersamaan, penurunan kedua hormon tersebut menyebabkan kerja otak ikut menurun.

c. PMS (hari ke-25 hingga 28)

Saat tubuh merasakan tidak ada sel telur yang dibuahi, maka tubuh akan bersiap untuk mengeluarkan sel telur lewat menstruasi.

Di masa inilah kadar progesteron dan estrogen akan menyentuh level paling rendah.

Sebagai gantinya, otak akan melepaskan hormon stres kortisol dalam jumlah tinggi yang memunculkan berbagai gejala PMS, seperti sakit kepala, sulit tidur, tubuh lesu dan kurang berenergi, hingga gejolak mood yang naik turun saat menstruasi akan tiba.

c. Mengatasi PMS

Gaya hidup sehat menjadi jawaban untuk mengatasi PMS seperti olah raga selama 30 menit setiap hari, tidur selama 8 jam sehari dan tidak merokok.

Asupan makanan juga mempengaruhi, konsumsi lebih banyak buah-buahan, sayur mayur, biji-bijian dan batasi asupan garam, gula, kafein dan alkohol. (Ant)