Kesehatan Otak Terganggu karena 5 Kebiasaan Buruk

Kesehatan Otak Terganggu karena 5 Kebiasaan Buruk Foto Ilustrasi (Pixabay).

JAKARTA-Otak merupakan bagian dari oragan tubuh yang sangat penting untuk diperhatikan. Pasalnya, otak merupakan salah satu organ yang kompleks, sensitif dan kondisinya juga dipengaruhi oleh gaya hidup.

Asupan makanan, minuman, dan gaya hidup dapat membahayakan atau justru meningkatkan kesehatan otak kita.

Setidaknya ada lima kebiasaan yang buruk yang bisa berdampak negatif bagi otak yakni:

1. Salah latihan fisik dan mental

Menjaga pikiran dan tubuh dapat membantu meningkatkan kesehatan otak. Sebaliknya, kurang aktivitas olahraga akan memengaruhi daya ingat yang berujung pada demensia.

Ada beberapa kegiatan yang dikenal efektif untuk merangsang otak seperti membaca dan bersosialisasi.

2. Menutup kepala saat tidur

Tidur dengan kepala di bawah selimut berpotensi membahayakan otak karena asupan oksigen berkurang. Pasalnya, saat menutup kepala dengan selimut, Anda bernapas di udara yang baru saja dihembuskan.

Kurangnya oksigen yang mengalir ke otak dapat meningkatkan risiko demensia dan penyakit Alzheimer, menurut Capital FM.

3. Kualitas tidur buruk

Kurang tidur setiap malam untuk waktu yang lama dapat membahayakan otak, dan meningkatkan risiko gangguan neurologis.

Selama tidur, tubuh bekerja untuk mengeluarkan racun dan produk sampingan lainnya dari otak.

Kurang tidur kronis dapat menunda proses tersebut dan memungkinkan pembentukan zat berbahaya.

4. Kurang minum

Kekurangan air dalam tubuh tidak hanya berdampak pada kinerja fisik tetapi juga otak Anda. Dehidrasi dapat menyebabkan migrain, perubahan suasana hati, lekas marah, cemas, dan kelelahan.

Otak mengandung air, dan saat tubuh mengalami dehidrasi volume organ akan berkurang dan memengaruhi fungsinya.

5. Stres

Stres kronis memicu produksi hormon steroid yang disebut kortisol. Memiliki kelebihan kortisol dalam tubuh telah dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon, kanker, pertambahan berat badan, penyakit jantung dan diabetes.

Stres juga dapat berpengaruh terhadap kelenjar adrenal. Anda mungkin mengalami kabut otak, kehilangan ingatan dan kecemasan. (Medical Daily/Ant)