Kominfo Jatim Dorong Perempuan Jadi Agen Literasi Digital
Kominfo Jatim Dorong Perempuan Jadi Agen Literasi Digital saat Gelaran Cardig di Banyuwangi
Dalam usaha untuk mengatasi meningkatnya penyebaran informasi yang salah dan konten yang tidak toleran di ranah digital, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan Cerdas Digital. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai literasi digital pada 2025 dengan tema utama: “Memperkuat Literasi Digital Muslimat NU untuk Menghadapi Disinformasi dan Intoleransi”.
Bertempat di Aula Yayasan Qomaruzzaman, Wongsorejo, Banyuwangi, pada Sabtu (31/5), acara ini diikuti oleh sejumlah pengurus dan anggota Muslimat Nahdlatul Ulama dari area setempat. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Cerdas Digital (Cerdig) yang diinisiasi oleh Kominfo Jatim untuk mendorong perkembangan literasi digital masyarakat, terutama yang berlandaskan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
Dalam sambutannya, Imam Fahamsyah, Kepala Bidang Data dan Statistik yang mewakili Kepala Dinas Kominfo Jatim, menegaskan bahwa literasi digital menjadi pertahanan utama dalam mengatasi tantangan di era digital. “Kami memberi perhatian yang besar terhadap kontribusi para ibu sebagai penjaga keharmonisan sosial dalam keluarga dan komunitas. Banyaknya hoaks, ujaran kebencian, serta konten intoleran harus dilawan dengan pengetahuan dan etika digital yang baik,” jelasnya.
Acara ini menghadirkan dua pembicara utama. H. Ubaidillah, S.Fil.I, anggota Komisi A DPRD Jatim, membuka sesi dengan tema “Nilai-Nilai Aswaja dalam Menghadapi Era Digital: Bijak di Dunia Maya”. Ia menekankan betapa pentingnya prinsip tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), dan tasamuh (toleran) dalam membentuk perilaku pengguna digital di kalangan umat Muslim.
Di sisi lain, Wildan Taufiqi, Staf Ahli DPRD Jawa Timur, menyajikan materi bertajuk “Peran Muslimat NU dalam Mewujudkan Dunia Maya yang Damai dan Inklusif”. Ia mendorong para ibu Muslimat agar tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga merupakan pencipta konten positif yang mencerminkan nilai-nilai kebangsaan serta keislaman yang harmonis.
“Literasi digital itu tidak sekedar kemampuan mengoperasikan teknologi, tetapi juga berkaitan dengan membangun kesadaran kritis, memahami etika dalam bermedia, serta kemampuan untuk memeriksa kebenaran informasi,” tambah Imam Fahamsyah.
Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan duta-duta literasi digital dari kalangan ibu Muslimat NU, yang nantinya akan menyebarkan prinsip-prinsip toleransi, menanggulangi hoaks, serta berfungsi sebagai agen perubahan menuju masyarakat digital yang cerdas, damai, dan harmonis.
Sumber Pemprov Jawa Timur
Komentar