Buka Muktamar Sastra, Menag Singgung Santapan Madura

Ada kegagapan di kalangan sebagian umat ketika memahami agama yang tidak diimbangi dengan nurani dan spiritualitas.
Rabu, 19 Des 2018 15:28 WIB Author - Fathor Rasi

Situbondo - Kalangan sastrawan diingatkan tentang bagaimana sastra pesantren merespons kecenderungan konservatisme di sebagian kalangan Umat Islam.

Bangsa Indonesia saat ini sedang membutuhkan banyak mengasah rasa. Revolusi digital telah mengubah cara dan perilaku beragama sebagian kita, kata Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin saat membuka Muktamar Sastra Nusantara, di Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Rabu (19/12).

Iamenyebutkanseharusnya pemahaman keagamaan itu lezat seperti santapan khas di kalangan suku Madura.

Masakan Madura itunyaman ongghu (sungguh enak). Jadi pemahaman agama itu perlu pengetahuan yang memiliki cita rasa tinggi, bukan pengetahuan hambar yang tidak bergizi, ujarnya.

Menag mengungkapkanada kegagapan di kalangan sebagian umat ketika memahami agama yang tidak diimbangi dengan nurani dan spiritualitas. Sehingga hal itu menyebabkan seruan agama yang seharusnya menentramkan menjadi menakutkan.

Baca juga :