Staf Divisi Kesehatan dan Sosial PMI Pusat Anggi Ardiyansah. Foto Pemprov Jawa Timur

PMI Pusat Aktif Berperan dalam Penanganan Polio di Jatim

PMI Pusat Aktif Berperan dalam Penanganan Polio di Jawa Timur

Dengan dukungan pendanaan dari Contingency Fund DFAT dan Palang Merah Australia, PMI melaksanakan kegiatan respons Polio di Jawa Timur.

Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah mencegah penyebaran virus polio. PMI berperan aktif dalam respons Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio, khususnya di Pulau Madura (Jawa Timur).

Menurut Staf Divisi Kesehatan dan Sosial PMI Pusat Anggi Ardiyansah, setelah informasi penemuan kasus polio dari Kementerian Kesehatan RI pada Desember 2023, PMI segera bertindak. Dengan dukungan pendanaan dari Contingency Fund DFAT dan Palang Merah Australia, PMI melaksanakan kegiatan respons KLB Polio di Jawa Timur (Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan) serta Jawa Tengah (Sukoharjo dan Klaten).

"PMI membantu pemerintah dalam kegiatan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio melalui sosialisasi untuk meningkatkan cakupan imunisasi, promosi kesehatan dan kebersihan, serta memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak," jelas Anggi, seperti dikutip dari laman PMI Jatim, Sabtu (7/6).

Pembangunan Fasilitas Sanitasi dan Perubahan Perilaku

Selain sosialisasi, PMI juga berkontribusi dalam pembangunan fasilitas sanitasi. Mereka membangun MCK (Mandi, Cuci, Kakus) komunal dan fasilitas toilet rumah tangga di tiga kabupaten yaitu:

1. Bangkalan: 3 unit MCK komunal.

2. Sampang: 7 unit MCK komunal.

3. Pamekasan: 1 unit MCK komunal, 1 septic tank komunal, dan perbaikan 11 unit toilet skala rumah tangga.

Fasilitas sanitasi ini dirancang dan dibangun secara swakelola oleh masyarakat setempat, mengikuti standar PMI, sehingga menumbuhkan rasa kepemilikan.

Anggi Ardiyansah berharap, fasilitas ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat, mengingat keterlibatan mereka sejak awal pembangunan.

"Semoga dengan dibangunnya fasilitas sanitasi ini, masyarakat dapat mengubah kebiasaan untuk tidak melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS), sehingga pada akhirnya dapat memutus mata rantai penyebaran polio," tuturnya.

Sumber: Pemprov Jawa Timur

Komentar