Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merintis pemanfaatan digital twin sebagai solusinya untuk menghadapi tantangan urbanisasi pada Kamis (10/7/2025). Foto Pemprov Jawa Timur

Potensi Twin Digital, ITS, Pemprov Jatim

Potensi Twin Digital untuk Tata Kota di Diskusikan oleh ITS dan Pemprov Jatim

Dalam upaya meningkatkan pembangunan tata kota dan menunjukkan komitmen terhadap inovasi teknologi, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merintis pemanfaatan digital twin sebagai solusinya untuk menghadapi tantangan urbanisasi.

Dalam upaya meningkatkan pembangunan tata kota dan menunjukkan komitmen terhadap inovasi teknologi, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merintis pemanfaatan digital twin sebagai solusinya untuk menghadapi tantangan urbanisasi. Diskusi ini berlangsung pada Kamis (10/7).

Dalam acara tersebut hadir Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Asisten Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang DKI Jakarta Ir Benni Agus Candra, serta perwakilan dari Ikatan Ahli Planologi Indonesia.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Jawa Timur Dr. H Emil Elestianto Dardak BBus MSc memberikan respons positif terhadap diskusi ini. Ia menyatakan, teknologi seperti Light Detection and Ranging (LIDAR) dapat berfungsi sebagai solusi untuk pemetaan wilayah perkotaan. Dia menjelaskan bahwa dari data LIDAR, dapat dibuat digital twin untuk kota Surabaya.

"Dengan adanya digital twin tersebut, kita dapat lebih efisien dalam menganalisis berbagai kebijakan terkait pembangunan kota," tuturnya.

Emil menganggap penerapan teknologi semacam ini memiliki potensi besar bagi kawasan aglomerasi perkotaan di Jawa Timur. Kawasan prioritas utamanya adalah Gerbang Kertosusila yang mencakup area padat dan terhubung, seperti Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan.

"Ini sejalan dengan rencana pembangunan infrastruktur seperti jalur Kereta Api Regional Surabaya (SRRL)," ucap dia.

Lebih lanjut, Emil juga melihat potensi serupa untuk pengembangan digital twin di daerah konurbasi seperti Malang, Kediri, dan Madiun. Sebagai langkah awal, ia merekomendasikan pemfokusan pada pemetaan sistem drainase.

"Namun yang paling penting bukanlah tingkat kecanggihan teknologinya, melainkan sejauh mana teknologi tersebut memfasilitasi pengambilan keputusan," ujar mantan Bupati Trenggalek periode 2016-2019 itu.

Wakil Rektor IV ITS Prof Agus Muhamad Hatta ST MSi PhD menyampaikan, diskusi ini mencerminkan komitmen ITS untuk mendorong transformasi digital. Ia menegaskan pentingnya ITS untuk terus berinovasi di bidang teknologi dalam menghadapi tantangan zaman, terutama melalui pemanfaatan digital twin untuk tata kota dan infrastruktur di Jawa Timur. "Pertemuan ini menjadi ajang untuk memperluas wawasan serta menjajaki kemungkinan kolaborasi di masa yang akan datang," ujarnya.

Melanjutkan penjelasannya, dosen dari Departemen Teknik Fisika ITS ini menyebutkan,  digital twin merupakan gambaran virtual dari suatu kota yang dibuat dengan teknologi digital. Itu adalah representasi dinamis dari kota yang sesungguhnya.

"Karena dibuat dalam skala yang sama dan secara real-time, digital twin dapat memantau dan menganalisis berbagai aspek perkotaan dengan akurasi yang tinggi," tambah Hatta.

Menanggapi hal tersebut, Asisten Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang DKI Jakarta Ir Benni Agus Candra MSi membagikan pendekatan Jakarta dalam menerapkan digital twin untuk fungsi-fungsi tertentu. Selain fungsi visual, teknologi ini juga dapat dipergunakan untuk menghitung nilai ruang dan potensi pendapatan dari suatu wilayah.

"Jakarta menggunakannya untuk menilai potensi pendapatan ruang, sehingga pembangunan tidak hanya bergantung pada anggaran daerah," ucapnya.

Benni berharap teknologi ini dapat lebih dioptimalkan dalam analisis kelayakan penataan kota. Dia juga mendorong kerjasama lintas disiplin, mulai dari informatika hingga perencanaan kota.

"Kolaborasi adalah kunci untuk mengatasi kompleksitas penataan kota di masa depan," tutupnya dengan penuh keyakinan.

Diskusi ini juga sangat sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 11 yang membahas Kota dan Permukiman Berkelanjutan. Teknologi ini berfungsi sebagai alat bantu yang efisien untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan kota. Selain itu, kerjasama ITS dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan DKI Jakarta selaras dengan poin ke-17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan.

Sumber: kominfojatimprov

Komentar