dr Benjamin Kristianto MARS, salah satu anggota Komisi E DPRD Jatim. Foto Pemprov Jawa Timur

Komisi E DPRD Jawa Timur, dr. Benjamin Mendukung Penelitian

Komisi E DPRD Jawa Timur, dr. Benjamin Mendukung Penelitian Klinis Vaksin BCG untuk Pasien TBC

Rencana pendiri Microsoft, Bill Gates, untuk menjadikan Indonesia sebagai lokasi pengujian vaksin tuberkulosis, yakni vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG), telah mendapatkan sambutan positif dari dr Benjamin Kristianto MARS, salah satu anggota Komisi E DPRD Jatim. Selain itu, ini juga mendapatkan persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto.

Rencana pendiri Microsoft Bill Gates, untuk menjadikan Indonesia sebagai lokasi pengujian vaksin tuberkulosis, yakni vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG), telah mendapatkan sambutan positif dari dr Benjamin Kristianto MARS, salah satu anggota Komisi E DPRD Jatim. Selain itu, ini juga mendapatkan persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto.

Sebagaimana dilaporkan, pada Rabu (7/5), Bill Gates mengunjungi Istana Merdeka, Jakarta, di mana Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan, vaksin TBC yang dikembangkan oleh Gates akan diuji coba di tanah air.

dr Benjamin mengungkapkan, tuberkulosis masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia.

"Kita semua menyadari tingkat kematian karena TBC cukup tinggi; jika tidak salah, antara lima hingga enam orang meninggal setiap harinya akibat TBC," ujar dr Benjamin saat ditemui di DPRD Jatim pada Kamis (15/5).

Politisi dari Partai Gerindra ini juga mendukung inisiatif pemeriksaan kesehatan rutin, seperti Medical Check Up (MCU) gratis, yang merupakan bagian dari program Presiden Prabowo, untuk mendeteksi gejala TBC lebih awal.

"Itulah mengapa salah satu program dari Pak Prabowo adalah melakukan MCU pada hari ulang tahun, bertujuan untuk memastikan apakah kondisi paru-paru seluruh warga Indonesia baik-baik saja atau ada awal dari TBC," jelasnya.

"Kami berharap inisiatif MCU ini terus digalakkan. Dengan begitu, deteksi awal di masyarakat dapat meningkat. Jika ditemukan kasus TBC, mereka dapat langsung mendapatkan penanganan," tambahnya.

Menanggapi istilah uji coba klinis yang digunakan oleh pemerintah pusat, anggota DPRD yang mewakili Daerah Pemilihan Sidoarjo ini, menjelaskan pentingnya memastikan berbagai aspek teknis dalam program vaksinasi.

"Vaksin perlu berfungsi secara optimal, yang pertama adalah kualitas vaksin itu sendiri. Kedua, apakah penyimpanannya dilakukan dengan benar. Ketiga, apakah teknik pemberiannya sudah sesuai atau belum," ujarnya.

Ia menekankan, meskipun vaksin memiliki kualitas yang baik, jika penyimpanan dan teknik pemberiannya tidak tepat, efektivitasnya tidak akan optimal.

"Misalnya, vaksinnya baik, tetapi bila disimpan di kulkas tidak sesuai, maka akan hilang efektivitasnya. Begitu juga jika saat penyuntikan dilakukan dengan keliru, hasilnya pun tidak akan sesuai," tegasnya.

Oleh karena itu, dr Benjamin berpendapat, uji klinis sangat penting untuk mengidentifikasi kelemahan dalam pelaksanaan vaksinasi sebelumnya.

"Oleh sebab itu, istilah percobaan mungkin digunakan untuk mencoba menemukan titik lemah yang menyebabkan angka kegagalan cukup tinggi dari vaksin yang akan disuntikkan," jelasnya.

Terkait biaya vaksin TBC, dr. Benyamin menegaskan, vaksin ini seharusnya diberikan secara gratis.

"Tidak dipungut biaya, termasuk program pencegahan dan penanggulangan dari pemerintah," tegasnya.

Di sisi lain, dr. Benyamin juga menegaskan bahwa TBC merupakan penyakit menular yang penularannya melalui droplet. Oleh karena itu, ia menyampaikan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga etika batuk yang benar dan jujur ​​mengenai gejala-gejala yang dialami.

"Pada dasarnya, TBC menular melalui droplet. Penularannya terjadi melalui air liur. Jadi, kalau kita bicara seperti ini, kalau ada yang kena TBC, itu bisa menular, kalau kebetulan terbuang atau terhirup air liurnya, ya bisa tertular," jelasnya.

Terkait urgensi pemberian vaksin TBC baru, ia menyarankan agar segera dilaksanakan. "Segera. Bahkan, di Jawa Timur sudah ada programnya, bahkan sudah ada aplikasi yang digunakan untuk skrining awal, programnya sudah ada," tegasnya.

Ia melanjutkan, saat ini kejujuran individu dalam memberikan data pemeriksaan awal sangat penting bagi keberhasilan upaya pencegahan TB.

"Penting untuk diketahui bahwa TB memang dapat diobati dan dicegah. Jadi, jika seseorang terinfeksi dan mau bersikap jujur, mereka dapat menerima pengobatan, dan kita dapat mencegah anggota keluarga mereka yang tinggal serumah tertular," pungkasnya.

sumber kominfojatim

Komentar