Workshop Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pengelolaan Media Sosial. Foto Pemprov Jawa Timur

Cerdas Digital, AI, Pengelolaan Media Sosial

Cerdas Digital “Workshop Pemanfaatan AI untuk Pengelolaan Media Sosial”

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur kembali menyelenggarakan kegiatan Cerdiq – Cerdas Digital berupa “Workshop Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pengelolaan Media Sosial”

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur kembali menyelenggarakan kegiatan Cerdiq-Cerdas Digital berupa “Workshop Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pengelolaan Media Sosial” yang dihadiri oleh 125 pengurus dan anggota IPPNU dari seluruh Jawa Timur di Pesantren Digipreneur Al-Yasmin, Surabaya Jalan Pagesangan Baru, pada Minggu (6/7).

Mohammad Rofiuddin, yang menjadi pembicara, menjelaskan mengenai Pengoptimalan Media Sosial, Strategi Konten, dan Membangun Keterlibatan Audiens. Dalam penjelasannya, Rofiuddin menyatakan, Kecerdasan Buatan (AI) merupakan kemampuan mesin untuk meniru kemampuan kognitif manusia, seperti berpikir, belajar, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Dalam konteks konten, AI berfungsi sebagai “asisten digital” untuk membantu menghasilkan ide-ide konten, caption, gambar, dan video.

“Membangun Keterlibatan Audiens dapat dilakukan dengan membuat caption yang menarik, merespons komentar dan DM, serta menyajikan konten yang bernilai, bukan monoton, artinya konten tersebut mengandung edukasi, hiburan, emosi yang menyentuh, serta inspirasi atau nasihat yang ringan,” jelasnya.

Menurutnya, ada beberapa strategi konten yang perlu diterapkan agar konten menjadi menarik. Pertama, memiliki tujuan konten yang jelas, apakah konten tersebut bersifat menghibur, mendidik, atau menginspirasi. Selanjutnya adalah memahami target audiens, menggunakan persona pengguna untuk membuat konten terasa lebih personal, dan konsisten dalam tema serta jadwal. Hal ini berarti perlu menyusun kalender konten (kapan mengungga-pada hari tertentu misalnya).

“Strategi lainnya adalah memiliki hook yang kuat, di mana audiens akan tertarik dengan konten pada tiga detik pertama, serta memanfaatkan data dan analitik AI, yaitu menganalisis kinerja konten-waktu tayang yang terbaik, serta interaksi yang paling banyak. Selain itu, menggunakan strategi cerita dan emosi karena konten yang memiliki narasi yang menyentuh lebih mudah diingat dan dibagikan,” terang Rofiuddin.

Rofiuddin juga menjelaskan mengenai etika dalam penggunaan AI, yaitu agar AI berfungsi sebagai alat bantu, bukan pengganti pemikiran manusia, selalu memeriksa ulang hasil yang dihasilkan AI, dan memanfaatkan AI untuk meningkatkan kualitas, bukan untuk memalsukan proses pembelajaran.

“Kecerdasan buatan adalah teknologi yang mengubah banyak aspek dalam kehidupan. AI menciptakan banyak peluang, namun juga membawa tantangan yang perlu diwaspadai. Dengan pemahaman serta penggunaan yang tepat, kita bisa memaksimalkan manfaat AI untuk kemajuan bersama,” tutupnya.

Sumber: kominfojatimprov

Komentar