Tangis Para Pengungsi Wamena Pecah Saat Tiba di Malang

Tangis Para Pengungsi Wamena Pecah Saat Tiba di Malang Gubernur Khofifah saat menyambut pengungsi Wamena di di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang, Rabu (02/10)/Foto: Antara

MALANG-Sebanyak 120 pengungsi korban kerusuhan Wamena, Provinsi Papua, tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (02/09).

Ratusan pengungsi terdiri dari 115 orang dewasa dan lima anak-anak itu tiba di bandara sekitar pukul 14.50 WIB, menggunakan pesawat Hercules C-130 dengan nomor lambung A-1305.

Kedatangan mereka disambut langsung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. "Siapapun harus mendapatkan perlindungan, keamanan, dan mereka harus terproteksi," kata Khofifah.

Khofifah menegasakan akan segera melakukan pendataan para warga Jawa Timur yang kembali tersebut. Pendataan itu dalam upaya untuk mempermudah proses pemulangan mereka ke daerah tujuan masing-masing.

"Kami akan mengantarkan mereka, sampai mereka bisa berkumpul bersama keluarga," ucapnya.

Sebanyak 120 pengungsi yang tiba di Malang tersebut berasal dari Probolinggo, Pasuruan, dan Madura. Mereka akan difasilitasi kepulangannya hingga ke daerah tujuan, dan bertemu sanak keluarga mereka.

Sugeng, salah satu pengungsi asal Probolinggo, Jawa Timur, menuturkan saat kerusuhan pecah di Wamena dirinya harus bersembunyi di kandang lebih dari enam jam.

Sugeng kemudian mendapatkan perlindungan di Komando Distrik Militer (Kodim), dan kemudian pindah ke Pangkalan TNI Angkatan Udara Wamena, sebelum akhirnya diberangkatkan ke Jayapura.

"Saya bersembunyi di kandang dari jam 09.00 WIT hingga 16.00 WIT. Kedepan, saya akan menetap di Probolinggo," ujar Sugeng.

Ratusan warga yang terlihat kelelahan tersebut sempat menitikkan air mata pada saat menginjakkan kaki di Bandara Abdul Rachman Saleh Malang.

Khofifah juga menyempatkan diri untuk mengampiri para pengungi tersebut dan menanyakan kondisi mereka.

Para pengungsi asal Jatim itu diberangkatkan dari Jayapura pada Selasa (01/10). Rute yang ditempuh adalah, Jayapura menuju Biak dan bermalam di sana.

Perjalanan dilanjutkan keesokan harinya dari Biak menuju Ambon, Makassar, dan terakhir menuju Malang. Lama waktu penerbangan dari Makassar ke Malang kurang lebih selama enam jam.

Untuk diketahui, hingga 1 Oktober 2019, jajaran Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Silas Papare menyatakan bahwa jumlah pengungsi yang dievakuasi menggunakan pesawat Hercules dari Wamena ke Jayapura mencapai 6.520 orang.

Per harinya kurang lebih 1.200 orang dievakuasi dari Wamena ke Jayapura. Sementara untuk pemberangkatan ke Jawa dan wilayah lainnya, harus dilakukan secara bergantian karena kapasitas pesawat Hercules hanya mampu mengangkut 120 orang untuk satu kali perjalanan. (Ant)