Romahurmuziy Ungkap Fakta di Balik Tabloid Obor Rakyat

Romahurmuziy Ungkap Fakta di Balik Tabloid Obor Rakyat Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy. (Foto: Ist)

JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin menguak fakta dibalik terbitnya tabloid hoaks Obor Rakyat pada Pilpres 2014.

Anggota Dewan Penasihat TKN Romahurmuziy (Romi) mengatakan, tim resmi Prabowo Subianto-Hatta Rajasa disodorkan contoh tabloid Obor Rakyat yang akan diproduksi dan diminta untuk mengoreksi isi tabloid tersebut. Diketahui, saat itu Romi merupakan Ketua Divisi strategi tim kampanye Prabowo-Hatta.

"Obor Rakyat itu dibuat simpatisan. Saya di tim resmi Pak Prabowo pada waktu itu. Saya pastikan itu bukan diproduksi tim resmi," kata Romi di Jakarta, Sabtu (15/12).

"Kami disodorkan dummy tabloid itu dan diminta koreksi bagaimana menurut tim kampanye. Saya waktu itu katakan tidak ikut-ikut karena ini hoaks dan kalau kalah akan menjadi masalah," ungkapnya.

Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menekankan, Tabloid Obor Rakyat benar-benar dibuat oleh lawan politik Jokowi pada saat itu, dan isinya seluruhnya isu yang dibuat sesuai pesanan.

"Isunya betul-betul made to order khusus untuk Pilpres 2014. Saya menjadi saksi isu antek komunis, asing, aseng, dan anti-Islam itu betul-betul difabrikasi lawan politik Pak Jokowi," ujarnya.

Pada saat itu, kata dia, Obor Rakyat rencananya dicetak sebanyak delapan edisi. Namun, yang berhasil terbit hanya tiga edisi dan dicetak sebanyak satu juta eksemplar.

"Kemudian dibagikan kepada 242.000 masjid dan 28.000 pondok pesantren di seluruh Indonesia dengan isu yang memang dimakan kalangan agamawan," tuturnya.

Dia mengatakan, akibat pemberitaan Obor Rakyat, elektabilitas Jokowi satu bulan sebelum Pilpres 2014 sempat tersalip Prabowo. Saat ini, kata dia, produksi hoaks yang dilakukan lawan politik Jokowi tetap dilakukan. Hanya saja, peralihan medium dari sebelumnya tabloid menjadi media sosial.

"Saat ini isu Obor Rakyat kembali disirkulasikan, hanya medianya saja berubah, dari fisik menjadi online melalui media sosial. Saya melihat, perubahan medium selain karena mereka kapok, juga karena logistik semakin pas-pasan," ungkapnya.

Mengacu kepada hal tersebut, Romahurmuziy mewakili TKN Jokowi-Ma'ruf Amin meminta seluruh tim hukum dan advokasi bergerak ofensif dengan melaporkan setiap hoaks yang ditujukan kepada Jokowi. Menurutnya, hoaks yang terjadi di media sosial merupakan strategi lawan politik Jokowi.

"Hoaks ini bukan sekadar lontaran sporadis tapi sudah strategis dan sistematis," ujarnya. (Ant)