Polri Tak Netral, Elektabilitas Jokowi Terguncang

Polri Tak Netral, Elektabilitas Jokowi Terguncang Siaga Pengaman Pemilu Kepolisian Republik Indonesia/Foto: Fb Multimedia Polri.

Jakarta-Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting, Pangi Syawi Chaniago menilai netralitas Polri bisa mendongrak elektabilitas capres petahana Joko Widodo (Jokowi) pada Pilres April mendatang.

Begitu juga sebaliknya, selama publik mempertanyakan netralitas Koprs Bhayangkara, elektabilitas petahana juga bisa merosot.

"Jadi kalau ingin elektabilitas Jokowi naik, Polri harus dibenerin, ditempatkan lagi pada tempat yang benar," jelas Pangi via rilis yang diterima di Jakarta, Selasa (22/03).

Pandangan Pangi tersebut terkait temuan riset Voxpol Research and Consulting tentang kepercayaan publik terhadap penyelenggara negara dalam pesta demokrasi.

Hasilnya, 68 persen responden meyakini Komisi Pemilihan Umum (KPU) bisa menyelenggarakan pemilu. 

"Nah Bawaslu cuma 61 persen, kalau institusi Polri cuma 51-58 lah yang masyarakat yakin, jadi jauh," jelasnya.

Sementara kepercayaan publik terhadap Polri menyentuh 50 persen.

Karena itu, ia mengingatkan agar Korps Bhayangkara segera memperbaiki citra tersebut agar kembali dipercaya masyarakat. Seperti pengusutan viralnya oknum anggota Polri yang menggunakan yel-yel petahana. 

"Kok bisa mereka jadi yel yel, tim hore, apalagi tidak ada sanksi pidana, aneh," ungkapnya.

Soalnya muncul tagar netizen meminta lembaga internasional untuk mengawasi Pemilu di Indonesia.

Pangi menyebut kemunculan hastag tersebut karena netizen ingin Pemilu bisa menjadi kontestasi pemilihan pemimpin yang berlangsung jujur dan adil.

"Makanya wajar di Twitter minta dunia internasional mengawas pemilu kita. kenapa? Karena mereka tidak percaya," pungkasnya.