Peta Dukungan Caketum Golkar, Bamsoet di Atas Angin

Peta Dukungan Caketum Golkar, Bamsoet di Atas Angin Dua Caketum Golkar, Airlangga Hartarto berjabat tangan dengan Bambang Soesatyo pada pembukaan Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Kamis (14/11)/Foto: Antara via Alinea.

JAKARTA-Dukungan mayoritas Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I di Rapimnas Partai Golkar beberapa waktu lalu bukan barometer kemenangan salah satu calon yang akan bertarung dalam Musyawarah Nasional (Munas) awal bulan Desember mendatang.

Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) yang juga Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, Ujang Komarudin di Jakarta, Minggu (17/11/2019).

Menurut Ujang, klaim dukungan mayoritas DPD I Golkar terhadap Airlangga tidak bisa jadi ukuran kemenangan karena suarag DPD I tidak merepresentasikan suara DPD II Golkar yakni tingkat Kabupaten/Kota.

"Belum tentu. Karena DPD I tidak merepresentasikan suara-suara DPD II (Kabupaten/kota). Dukungan DPD I belum tentu diikuti oleh DPD-DPD II Golkar," kata Ujang.

DPD II Golkar, sambung Ujang, bisa saja bermain masing-masing dan terlihat  dari mulai banyaknya suara DPD II Golkar yang tidak sejalan dengan DPD I, bakhan terang-terangan mendukung Bambang Soesatyo (Bamsoet). 

"Mereka pasti bermain sendiri-sendiri. Bersalto ria dan berloncat indah dalam dukung mendukung caketum Golkar," ujar dia.

Dijelaskan Ujang, peta dukungan DPD I dan DPD II ini sekaligus menegaskan bahwa Airlangga adalah Caketum yang lebih banyak dari elite saja dan tidak mengakar.

"Sementara Bamsoet ini lebih mengakar, dukungannya lebih banyak datang kelompok akar rumput, yakni DPD tingkat Kabupaten dan Kota," jelasnya.

Ujang menilai Airlangga sebagai sosok politisi yang memang dari awal berasal dari keluarga elite, jadi tidak terbiasa dengan gerakan akar rumput.

"Sedangkan Bamsoet itu orang yang tumbuh dari bawah, sehingga sangat akomodatif dan royal, karena pernah merakan karir politik dari bawah jadi paham aspirasi dan pragmatisnya politik," ungkap dia.

Dinamika politik menjelang Munas Partai Golkar, lanjut dia, masih sangat dinamis dan segala kemungkin masih bisa terjadi.

"Jika caketum ingin unggul, maka masing-masing caketum harus turun door to door ke DPD tingkat II. Raih hati dan suaranya," tutup Ujang.