Kritik Keras atas Survei Capres 'Settingan'

Kritik Keras atas Survei Capres 'Settingan' Survei elektabilitas capres-cawapres 2019 (Litbang Kompas).

Jakarta-Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Musni mengaku resah dengan maraknya survei yang tidak transparan, baik dari dua aspek baik metodogi maupun pendanaan.

Dalam hal metodologi Musni mengkritik survei yang justru mengarahkan responden agar memilih sesuatu yang sudah disetting.

Meski data yang diperoleh berasal dari hasil wawancara, menurutnya setiap orang, baik itu responden maupun bukan, bisa berubah tergantung konteks dan situasi yang dihadapi.

"Fenomena yang kita saksikan di saat kampanye  dengan hasil wawancara saya dengan masyarakat itu sama sekali tidak tercermin dari hasil survey yang ada," terang Musni di Jakarta, Selasa (26/03/2019).

Selanjutnya dari sisi netralitas, Musni menyebut hasil survei lembaga survei cenderung bias. Terlebih pendanaan survei tersebut juga misterius. 

"Jadi dia tidak mandiri, siapa yang mendanai tentu lembaga survei itu dia akan mengikutiyang mendanai," tandasnya.

Diketahui, jelang pemilihan presiden (Pilpres), lima lembaga survei kembali menjagokan petahana memegang tampuk kekuasaan.

New Indonesia Research & Consulting (NIRC) misalnya, menempatkan pasangan Jokowi-Maruf dengan 55,8% suara dibanding 34,3% milik Prabowo-Sandi.

Selanjutnya Indo Barometer memprediksi Jokowi mendapat 50,2% suara, SMRC menempatkan Jokowi dengan 57,6% dan Alvara Research Center memprediksi Jokowi unggul dengan perolehan suara sebesar 53,9%.

Hanya survei Litbang Kompas yang menempatkan prosentase suara petahana tak sampai 50%.