Kota Pertama yang Operasikan Listrik Tenaga Sampah

Kota Pertama yang Operasikan Listrik Tenaga Sampah Ilustrasi (Pixabay).

JAKARTA-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut Surabaya, Jawa Timur, akan menjadi kota pertama yang mengoperasikan Pembangkit Listik Tenaga Sampah (PLTSa/10 MW) dari volume sampah sebesar 1.500 ton/hari dengan nilai investasi sekitar  49,86 juta dollar AS.

Kementerian ESDM juga meyakinkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di 4 (empat) dari 12 (dua belas) kota yang ditargetkan akan selesai tahun ini. 

Keempat PLTSa itu berada di Surabaya, Jakarta, Bekasi, dan Solo.

“Pembangunan PLTSa di kota-kota tersebut, termasuk Bali, dimonitor langsung oleh Presiden Joko Widodo,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Kamis (18/07).

Lokasi PLTSa kedua berada di Bekasi. PLTSa tersebut punya investasi 120 juta dollar AS dengan daya 9 MW.

Selanjutnya, ada tiga pembangkit sampah yang berlokasi di Surakarta (10 MW), Palembang (20 MW) dan Denpasar (20 MW). Total investasi untuk menghasilkan setrum dari tiga lokasi yang mengelola sampah sebanyak 2.800 ton/hari sebesar 297,82 juta dollar AS.

Sisanya, DKI Jakarta sebesar 38 MW dengan investasi 345,8 juta dollar AS, Bandung sebesar 29 MW dengan nilai infestasi 245 juta dollar AS, Makassar, Manado dan Tangerang Selatan masing-masing kapasitas sebesar 20 MW dan investasi yang sama, yaitu 120 juta dollar AS.

Kepala Biro KLIK Kementerian ESDM Agung Pribadi menilai kehadiran PLTSa turut membantu mencipatkan lingkungan hidup yang berkelanjutan sesuai Nawacita Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla

“Semangat dari pembangunan PLTSa ini tidak hanya terletak pada urusan penyediaan listrik semata. Pemerintah bertekad membenahi manajemen sampah demi menciptakan lingkungan yang sehat,” tutupnya. (Setkab)