'Kondom' Tak Gerus Elektabilitas Jokowi

'Kondom' Tak Gerus  Elektabilitas Jokowi Foto kondom bergambar calon presiden-wakil presiden nomor urut 01 yang beredar di media sosial.

Jakarta-Beredarnya foto alat kontrasepsi (kondom) bergambar pasangan capres-cawapres pasangan 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin di media sosial tidak akan menggerus elektabilitas Jokowi.

"Kami sangat menyayangkan perilaku tak bermartabat tersebut, meskipun Jokowi-Ma'ruf cukup tangguh karena tidak terlalu terusik dari sisi elektabilitas," Direktur Hukum dan Advokasi TKN Ade Irfan Pulungan di Jakarta, Minggu (11/03).

Kampanye hitam kondom tersebut dinilai justru menunjukkan ada kelompok lain yang khawatir elektabilitasnya merosot. 

Berdasarkan survei terakhir yang dirilis lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) terjadi tren kenaikan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin yang unggul dengan selisih 22,8 persen dari pesaingnya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

"Hal ini sekaligus untuk melihat afiliasi politik pelaku agar semuanya jelas. Seolah isu kampanye hitam ini berupaya menurunkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di kalangan muslim," bebernya.

Sementara itu Wakil Sekjen Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPP Partai NasDem, Hermawi Taslim menilai penyebaran foto diduga kuat dilakukan secara sengaja untuk merusak citra Jokowi-Ma'ruf.

"Cara-cara biadab dan tidak beretika seperti itu tidak bisa ditoleransi. Harus dibasmi. Tidak boleh berkembang menjadi budaya politik di Indonesia," ujarnya.

Pihaknya mencurigai praktik kampanye itu tidak hanya merusak citra pasangan calon nomor urut 01, tetapi berniat memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa.

Bukan tidak mungkin cara-cara seperti itu akan membangkitkan fanatisme pasangan calon kemudian masyarakat diadu domba dan pecah belah.

"Siapa pun pelakunya harus dihukum. Kalau pun rakyat biasa, tetap harus diproses. Jangan sampai dimaafkan dengan alasan mereka hanya diperalat," tegas Hermawi.

Ia menambahkan pemilihan umum, baik pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden merupakan wahana demokrasi yang bermoral, beretika dan jauh dari praktik-praktik kebiadaban.