Ketika Komunikasi Politik di Jalan Buntu

Ketika Komunikasi Politik di Jalan Buntu Mahasiswa terlibat kericuhan dengan petugas kepolisian saat berunjuk rasa di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta/Foto: Antara

SURABAYA-Maraknya aksi demonstrasi mahasiswa untuk menentang beberapa rancangan undang-undang yang dibahas DPR dan pemerintah menjadi simbol buntunya komunikasi politik di Indonesia.

"Saya prihatin dengan maraknya demo saat ini. Sepertinya ada kebuntuan komunikasi politik," kata Pengamat komunikasi politik Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo menyebut di Surabaya, Rabu (25/09).

Suko memandang perlu kehadiran Dewan Masyarakat dalam kebuntuan yang terjadi kali ini.

Dewan Masyarakat, sambung dia, merupakan forum yang menyertakan multipihak, seperti dari guru, akademisi, budayawan, rohaniawan, industriawan, buruh, petani nelayan, politisi, aparat, pemerintah, untuk dari hati ke hati saling membuka diri.

"Kita butuh dan perlu segera berkomunikasi. Sebagai tuang ekspresi dan menguraikan persoalan bersama," katanya mengutip Antara.

Menurutnya, bila aksi mahasiswa tidak juga diatasi, maka akan menjadi preseden yang buruk bagi perkembangan demokrasi.

BACA JUGA: Temui Mahasiswa, Ketua DPRD Jatim Tolak RUU KPK

Akademisi Unair ini juga mengatakan perlunya ruang komunikasi yang tepat sehingga memungkinkan ekspresi mahasiswa dapat ditampung dan dikanalisasi dengan baik.

"Tidak bisakah ada ruang komunikasi yang tepat? Yang memungkinkan ekspresi mahasiswa ditampung dan dikanalisasi dengan baik? Saya juga kasihan aparat yang terpaksa harus berbenturan dengan mahasiswa," jelasnya.

Pria yang juga Ketua Pusat Informasi dan Humas Unair itu berharap ada ruang komunikasi persaudaraan sebagai warga bangsa. Para politisi hendaknya legowo untuk bisa mengakomodasi kehendak mahasiswa.

"Para politisi hendaknya legowo untuk bisa akomodasi kehendak mahasiswa. Sementara, mohon mahasiswa juga jangan terlalu euforia. Sampaikan misinya dengan argumentasi rasional," tutupnya.