Kementan Urai Kendala Program Bekerja

Kementan Urai Kendala Program Bekerja Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Hortikultura Kementan, Liferdi Lukman (tengah). (Foto: Ditjen Hortikultra Kementan)

DEPOK - Kementerian Pertanian (Kementan) mengalami kendala dalam melaksanakan Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja). Masalahnya beragam.

Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Hortikultura Kementan, Liferdi Lukman, menyatakan, tantangan yang dihadapi setiap daerah beragam. Seperti saat akan menanam benih buah dan sayur.

"Yang kita berikan adalah benih durian dan sayur. Untuk tanam, butuh kondisi alam yang mendukung. Di antaranya, waktu yang tepat. Kalau tidak tersedia irigasi, harus hujan," ucapnya di Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (11/10).

Kendala itu, menurutnya, segera teratasi. Sebab, musim hujan diprakirakan turun pada Oktober-November 2019. Sehingga, tanaman bisa secepatnya dibudidayakan.

Administrasi. Masalah lain yang dihadapi. Namun, telah diberikan arahan oleh Inspektorat I Kementan. Harapannya, kegiatan juga tertib administratif, selain sukses di lapangan.

Seluruh kendala dan solusi dibahas dalam Rapat Evaluasi Program Bekerja Berbasis Hortikultura 2019 diadakan di Depok, Kamis-Sabtu (10-12/10). Mengundang sebanyak 13 satuan kerja (satker) se-Indonesia.

Kendati demikian, Liferdi menerangkan, Program Bekerja telah terlaksana 100 persen di sejumlah daerah sasaran. "Ini kita apresiasi," kata mantan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jabar itu.

Sedangkan yang belum rampung, satker terkait telah menyatakan kesanggupannya untuk menyelesaikan program hingga tuntas. "Itu sesuai dengan komitmen dan ditandatangani semua satker di Indonesia," ujarnya.