Kandang Banteng Bergoyang?

Kandang Banteng Bergoyang? Massa Tabligh Akbar Reuni PA 212 di Solo/Foto: Istimewa.

Solo-Tabligh akbar di Bundaran Gladak, Solo yang digelar Persaudaraan Alumni (PA) 212 di Solo Raya, Jawa Tengah, Minggu (13/01) kemarin, dihadiri ribuan umat Islam.

Pascakegiatan PA 212 di wilayah Jawa Tengah itu beredar rumor politik ada upaya ingin menggoyang wilayah yang dikenal dengan 'kandang banteng' itu.

Juru bicara Badan Pemenangan Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara enggan menyebut kegiatan PA 212 itu bagian dari upaya menggoyang kandang banteng.

Dia hanya menyebut ratusan ribu umat Islam berkumpul menyuarakan perubahan untuk negeri. "Tentu yang diharapkan adalah perubahan ke arah yang lebih baik. Umat merasa ada sesuatu perubahan yang harus terjadi. Seorang ustadz mengatakan bahwa Islam dan politik tidak bisa dipisahkan, Islam. Politik adalah suatu cara untuk menggapai perubahan tersebut," ujar Suhendra dihubungi Jatimpos.id, Senin (14/01/2019).

Dia menambahkan, makna hijrah dalam politik juga berlaku dan merupakan semangat umat yang terus direspon oleh Prabowo-Sandi dan tim.

"Ritme perubahan yang didengungkan sejak aksi Reuni 212 lalu, tanggal 2 Desember 2018 lalu harus terus dipelihara, dan berkesinambungan. Sampai tujuan perubahan tersebut tercapai dan berpihak kepada umat Islam, dan umat-umat beragama lainnya," jelas Suhendra yang juga hadir di Tabligh Akbar tersebut.

"Kita optimis menang di seluruh wilayah Indonesia dlm Pilpres, tak terkecuali di Jawa Tengah. Dasarnya adalah masyarakat (umat) menginginkan perubahan," pungkasan.

Diketahui, Tabligh akbar di Solo itu dihadiri sejumlah tokoh, antara lain, mantan Bupati Wonogiri Begug Purnomosidi, Ketua PA 212 Ustaz Slamet Maarif, politikus senior PAN Amien Rais, dan sejumlah ustaz lain dari kawasan Solo Raya.