Jonan Tanggapi Sudirman Said Soal Pertemuan Jokowi-Bos Freeport

Jonan Tanggapi Sudirman Said Soal Pertemuan Jokowi-Bos Freeport Menteri ESDM Ignasius Jonan saat sharing paradigma baru energi/Foto: Instagram.com

Jakarta- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menanggapi pernyataan eks Menteri ESDM Sudirman Said soal pertemuan rahasia Presiden Joko Widodo dengan Bos Freeport McMoran James Moffet tahun 2015 lalu.

Bila ada pertemuan, kata Jonan, perundingan atau surat yang terjadi sebelumnya sudah tidak relevan karena tidak lagi dijadikan dasar perundingan.

Ia menjelaskan hasil perundingan Freeport yang berlaku sekarang ini didasarkan atas kesepakatan yang menguntungkan negara yaitu divestasi 51 %, kewajiban pembangunan smelter, perubahan kontrak karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dan penerimaan negara harus lebih besar.

Perundingan-perundingan sebelum dirinya menjabat menteri, tidak dijadikan sebagai dasar dalam perundingan Freeport yang telah disepakati tahun lalu itu.

Dia menjelaskan ketika diangkat menjadi Menteri ESDM pada Oktober 2016, Presiden Joko Widodo memberi arahan agar menyelesaikan perundingan dengan Freeport.

"Saya sempat tawarkan Presiden (Joko Widodo) untuk bertemu CEO Freeport McMoran, waktu itu sudah Richard Adkerson (bukan James Moffet), tapi Presiden tidak mau bertemu," kata Jonan di Jakarta, Rabu (21/02) malam .

Hal itu, kata dia, karena sudah ada arahan Presiden Jokowi sudah jelas yaitu harus divestasi 51 persen, bangun smelter, merubah KK jadi IUPK dan penerimaan negara harus lebih besar.

"Sudah itu saja. Lalu kita di Tim Menteri yang berunding dengan Freeport, yang hasilnya sudah kita ketahui semua," ujarnya.

Selama ia menjabat Menteri ESDM, katanya, Presiden Joko Widodo tidak pernah menerima Richard Adkerson secara khusus untuk membahas masalah Freeport.

Pertemuan hanya terjadi saat divestasi 51 persen Freeport selesai pada 21 Desember 2018 lalu.

"Dengan ditugaskannya saya jadi Menteri ESDM, perundingan 'start' dari nol. Dan perundingan atau surat sebelum-sebelumnya tidak dijadikan dasar lagi. Kalau seandainya dijadikan dasar, 'gak' mungkin dong kita bisa dapat divestasi 51 persen," pungkas Jonan.

Tanggapan atau bantahan yang disampaikan Jonan itu terkait pernyataab mantan Menteri ESDM Sudirman Said yang menyebutkan ada pertemuan rahasia Freeport dengan Presiden Joko Widodo untuk berunding membicarakan perpanjangan kontrak Freeport.

"Jadi apa yang ditulis di surat saat pendahulu-pendahulu saya jadi itu tidak dipakai, kita hanya berunding dengan basis baru. Jikalau toh ada pertemuan itu, kan 'nggak' relevan, kan tidak kita pakai juga," tambah Jonan.

"Presiden tidak pernah menerima Freeport secara khusus di jaman saya. Sampai ditandatanganinya IUPK baru ketemu dengan Presiden. Itu saja," pungkas Jonan. (Ant)